Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wamenkeu: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Masih 5%

Wamenkeu Suahasil Nazara memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 bakal mencapai 5%.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara di Kompleks Parlemen, Rabu (31/8/2022)./Bisnis-Ni Luh Anggela
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara di Kompleks Parlemen, Rabu (31/8/2022)./Bisnis-Ni Luh Anggela

Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara memastikan bahwa memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 masih terjaga di angka 5,0%.

Bahkan, dia juga telah melaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa tingkat Inflasi di Tanah Air juga masih terjaga di bawah 3%.

Suahasil pun menjelaskan bahwa saat ini tekanan dari kondisi negara maju seperti Amerika Serikat dan China tengah mengalami moderasi, bahkan Eropa juga masih mengalami tekanan yang cukup berat. 

"Sehingga [berdasarkan fenomena yang ada semoga] kita bisa menutup tahun 2023, estimasi kami di Kementerian Keuangan masih disekitar angka 5,0%," ujarnya kepada wartawan usai menghadiri Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (11/12/2023). 

Selain itu, dia melanjutkan bahwa di sisi perkembangan inflasi juga masih cukup terkendali, yakni pada November berada pada 2,86%. Meski begitu, pemerintah tetap fokus untuk memperhatikan harga komoditas pangan pada akhir tahun.

Menurutnya, inflasi harga pangan harus mendapatkan perhatian khusus apalagi menuju akhir Desember 2023 mengingat adanya Natal dan Tahun Baru 2024 yang biasanya meningkatkan beberapa produk pangan.

“Secara khusus kami memperhatikan harga produk dan kesiapan stok terkait beras, jagung dan komoditas lainnya," ucapnya. 

Kendati demikian, Suahasil optimistis bahwa dari proyeksinya tingkat inflasi pada Desember 2023 kemungkinan masih tetap berada di bawah 3%.

"Pantauan kita, tadi pak Gubernur Bank Indonesia juga menyampaikan inflasi tinggal 1 bulan lagi di 2023, saat ini kan tinggal 2,9% di bawah itu sedikit kita akan lihat di akhir tahun kira-kira segitu. jadi tetap di bawah 3% dan ini starting point yang baik untuk 2024," pungkas Suahasil.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper