Bisnis.com, JAKARTA - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin memberikan respon mengenai usulan perdamaian Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto untuk menyelesaikan perang Ukraina vs Rusia.
Menurutnya, ide dan fakta bahwa Prabowo membuat proposal tersebut ia nilai sebagai hal yang sangat bagus. Lebih lanjut, dia berpendapat bahwa saat Prabowo menyampaikan usulan tersebut pada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kuang memberikan penjelasan akibat waktu.
“Tapi menurut saya karena kurangnya penjelasan, karena kurangnya waktu, jadi Pak Prabowo tidak bisa menjelaskan mengapa dia mengusulkan itu, dan itu sangat mirip sekali dengan cerita pro Rusia,” terangnya ketika ditemui di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin (11/12/2023).
Setelah Prabowo kembali dari Singapura, Vasyl dan Prabowo telah melakukan diskusi panjang lebar secara pribadi. Ia kemudian menuturkan bahwa dirinya sangat puas dengan cara Prabowo menjelaskan kepadanya.
“Setidaknya itu adalah satu-satunya proposal dari Indonesia, dimana kami memiliki proposal ini dan Anda bisa setuju atau tidak setuju, bukan? Tapi ini bisa diperdebatkan, bisa didiskusikan,” lanjutnya.
Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa kita adalah manusia yang berbicara dalam berbagai bahasa dan perlu mendiskusikannya. Ketidaksetujuan juga dapat disampaikan sehingga dapat mengubah atau melakukan upaya lainnya.
Baca Juga
Vasyl juga mengungkapkan bahwa hal tersebut perlu dilakukan, dibandingkan berdiam dan menutup mata pada proses apapun, yang membuat hal-hal buruk yang terjadi, dimanapun di dunia ini, tidak akan berhenti.
Berdasarkan catatan Bisnis, Prabowo Subianto memberikan saran kepada PBB agar menggelar referendum di wilayah sengketa, khususnya konflik yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina.
Usulan tersebut disampaikan Prabowo dalam pidatonya di International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue di Singapura pada Sabtu (3/6).
Proposal usulan tersebut juga merupakan kelanjutan dari kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Moskow dan Kyiv pada 2022.
Mengutip dari Bloomberg, Senin (11/12) Menteri Pertahanan Ukraina pada masa tersebut, Oleksii Reznikov, yang juga hadir dalam pertemuan tersebut, menuturkan bahwa gagasan untuk membekukan pasukan Rusia dan Ukraina di posisi mereka saat ini, dan menciptakan zona militer terdengar seperti rencana dari Moskow tersebut.
“Kedengarannya seperti rencana Rusia, bukan rencana Indonesia,” terang Reznikov.