Bisnis.com, JAKARTA - Masih besarnya potensi sumber daya bijih di tambang PT Freeport Indonesia menjadi salah satu pertimbangan pemerintah untuk mempercepat perpanjangan kontrak tambang perusahaan yang baru berakhir pada 2041.
Bahkan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut potensi sumber daya mineral di tambang bawah tanah Freeport masih dapat dikembangkan hingga 100 tahun ke depan.
Dia mengatakan, cadangan mineral Freeport saat ini memang terus menipis dan hanya cukup sampai dengan 2041. Namun, sebenarnya tambang bawah tanah Freeport masih menyimpan potensi sumber daya bijih yang cukup besar bila dilakukan eksplorasi lanjutan.
“Grasberg iya [cadangan menipis], tapi yang di bawah itu kan lebih banyak. Kan dia ada empat layer atau berapa tuh, cukup 100 tahun lagi,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (8/12/2023).
Hal itulah yang menjadi salah satu pertimbangan pemerintah untuk mendorong percepatan perpanjangan izin usaha pertambangan khusus (IUPK) Freeport agar perusahaan dapat segera mempersiapkan eksplorasi lanjutan.
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa puncak produksi dari tambang Grasberg bakal terjadi pada 2035. Tanpa adanya eksplorasi lanjutan yang masif, tren produksi tembaga dan emas dari Grasberg bakal terus mengalami penurunan setelahnya.
Baca Juga
“Dan tambang mereka itu kan underground [bawah tanah]. Underground itu harus dilakukan eksplorasi minimal 10 tahun. Jadi kalau tidak segera kita memastikan untuk melakukan eksplorasi, maka pada 2040 produksi Freeport itu tidak ada,” kata Bahlil di Jakarta, Kamis (7/12/2023).
Potensi Tambang Freeport
Kawasan mineral Grasberg yang terletak di Pengunungan Sudirman, Kabupaten Mimika, Papua Tengah merupakan salah satu deposit tembaga dan emas terbesar di dunia. Kawasan tambang Freeport ini terdiri atas tambang terbuka (open pit) dan tambang bawah tanah (underground).
Tambang terbuka Grasberg telah dieksploitasi sejak 1990. Cadangan bijih di tambang terbuka ini telah habis dan pengembangannya mencapai tahap akhir pada 2019.
Mengutip laman resmi Freeport-McMoRan Inc., secara keseluruhan, tambang terbuka Grasberg menghasilkan lebih dari 27 miliar pound tembaga dan 46 juta ounce emas selama 30 tahun, dari 1990 hingga 2019.
Usai berakhirnya operasi tambang terbuka Grasberg, Freeport kini beralih sepenuhnya pada kegiatan produksi tambang bawah tanahnya. Ada tiga tambang bawah tanah yang dioperasikan Freeport saat ini, yakni Grasberg Block Cave, Deep Level Level Zone (DMLZ), dan Big Gossan.
Kapasitas produksi tahunan Freeport lewat tiga blok tambang itu mencapai di angka sekitar 1,6 miliar pound tembaga dan 1,6 juta ounce emas. Produksi tiga blok tambang ini diperkirakan akan berlanjut hingga 2041.
Sementara itu, blok tambang bawah tanah Freeport yang belum tergarap adalah Kucing Liar. Kucing Liar diperkirakan menyimpan deposit tembaga mencapai 6 miliar pound dan emas sekitar 6 juta ounce. Masa produksi Kucing Liar diproyeksikan sampai 2053, dengan asumsi produksi komersial dimulai pada 2024.
Adapun, aktivitas pengembangan pra produksi Kucing Liar sudah dikerjakan sejak 2022 lalu dan diperkirakan bakal berlanjut hingga sekitar 10 tahun mendatang. Belanja modal diperkirakan menyentuh di rata-rata US$400 juta setiap tahunnya selama rentang 10 tahun tersebut.
Produksi tahunan dari Kucing Liar ditargetkan dapat menyentuh di level 550 juta pound tembaga dan 560.000 ounce emas saat masuk tahap komersial awal nantinya.