Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Author

Bustanul Arifin

Guru Besar Universitas Lampung

Lihat artikel saya lainnya

OPINI : Peluang Ekonomi Berbasis Sawit 2024

Kinerja ekonomi berbasis sawit pada 2023 masih penuh drama, walau tidak sedahsyat fenomena larangan ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya pada 2022.
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (30/8/2020). Badan Litbang Kementerian ESDM memulai kajian kelayakan pemanfaatan minyak nabati murni (crude palm oil/CPO) untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) hingga Desember 2020. Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (30/8/2020). Badan Litbang Kementerian ESDM memulai kajian kelayakan pemanfaatan minyak nabati murni (crude palm oil/CPO) untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) hingga Desember 2020. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja ekonomi berbasis sawit pada 2023 masih penuh drama, walau tidak sedahsyat fenomena larangan ekspor minyak sawit metah (CPO) dan turunannya pada 2022.

Masih segar dalam ingatan bahwa larangan ekspor CPO sekitar Ramadan 2022 itu telah membuat harga tandan buah segar (TBS) anjlok hingga di bawah Rp1.000/kg. Kekeringan ekstrem El-Nino 2023 sebenarnya tidak banyak berdampak pada kinerja produksi CPO. Produksi CPO 2023 diperkirakan 48,6 juta ton, minyak biji sawit (PKO) 4,6 juta ton, sehingga total produksi kelapa sawit 53,2 juta ton atau naik 3,81% dari total produksi 51,2 juta ton pada 2022.

Drama ekonomi sawit diawali ketika Uni Eropa (UE) kembali menuduh sawit Indonesia menjadi penyebab deforestasi, melalui perubahan tata guna lahan secara tidak langsung (Indirect Land Use Change-ILUC). Indonesia mengajukan gugatan tindakan diskriminatif kepada Badan Penyelesaian Sengketa (DSB/ Dispute Settlement Body) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Keputusan akhir hasil gugatan tersebut seharusnya diumumkan pada Desember 2023 ini.

Di dalam negeri, pemerintah merespons tuduhan UE tentang ILUC dengan melakukan koreksi kebijakan melalui Peraturan Presiden (Perpres) 9/2023 tentang Satuan Tugas Peningkatan Tatakelola Industri Kelapa Sawit dan Optimalisasi Penerimaan Negara. Satgas bertugas menyelesaikan isu legalitas lahan sawit di dalam kawasan hutan. Dunia usaha dan petani sawit sama-sama menghadapi ketidakpastian hukum tentang implementasi atau tindakan koersif untuk menyelesaikan kasus tumpang tindih dan “keterlanjuran” tata guna lahan sawit.

Artikel ini menganalisis prospek ekonomi berbasis sawit pada 2024 dengan berbasis pada dinamika lingkungan bisnis dan politik, serta faktor geostrategi dan perubahan ekonomi global. Penutup artikel ini adalah strategi bisnis dan kebijakan yang perlu diambil untuk menghadapi 2024 di tengah perubahan politik.

PRODUKSI & KONSUMSI

Produksi minyak sawit Indonesia banyak ditentukan oleh kinerja kebun dan industri sawit di Sumatra dan Kalimantan. Produksi sawit di Sulawesi dan Papua masih terbatas karena baru “belajar”, yang mungkin berperan penting 10 tahun mendatang. Kekeringan ekstrem El-Nino berpengaruh pada presipitasi uap air di Sumatra dan Kalimantan, sehingga siklus produksi bergeser. Puncak produksi biasanya pada Agustus—September, kini bergeser ke April—Mei.

Produktivitas rata-rata TBS pada 2023 turun hingga 15 ton/ha. Produktivitas perkebunan besar 18 ton/ha, sedangkan sawit rakyat hanya 11 ton/ha. Dunia usaha dan pemerintah sama-sama memiliki kewajiban untuk meningkatkan produktivitas TBS, setidaknya mendekati potensi produktivitas 30 ton/ha. Jika berhasil, maka peningkatan produksi sawit tidak harus melakukan ekspansi kebun, apalagi jika menyebabkan kerusakan hutan.

Konsumsi minyak sawit domestik 2023 diperkirakan naik lebih 10%, terutama untuk biodiesel 10,6 juta ton, pangan 10,4 juta ton dan oleokimia 2,3 juta ton. Kenaikan ini karena intensitas implementasi kebijakan transisi energi ke arah energi baru dan terbarukan, target B-30 dan B-35 sektor industri dan transportasi. Konsumsi CPO untuk minyak goreng naik 5%, dan diharapkan tidak terdapat lonjakan harga eceran.

Lembaga Oil World (November 2023) memprakirakan pertumbuhan produksi minyak nabati global melambat 4,2 juta ton pada 2024. Stok minyak nabati hingga Oktober 2023 masih diliputi ketidakpastian permintaan global pada awal 2024. Prospek industri sawit diperkirakan akan sedikit cerah pada akhir 2024, karena produksi minyak kedelai dunia akan melandai dan harga CPO membaik.

Prospek industri berbasis sawit 2024 dapat diikhtisarkan sebagai berikut. Produksi sawit (CPO dan PKO) tumbuh 5%, hingga mencapai 56 juta ton. Konsumsi minyak sawit juga naik tinggi 9% dan mencapai 25 juta ton, karena alokasi konsumsi minyak goreng dan biofuel terus tumbuh. Akan tetapi, kinerja ekspor 2024 akan turun, terutama ekspor ke UE, mengingat persyaratan keberlanjutan makin rumit. Pelaku industri sawit dan Pemerintah perlu mewaspadai peningkatan stok sawit 5 juta ton, karena penurunan harga telah di depan mata.

DINAMIKA HARGA

Ekspor minyak sawit pada 2023 diperkirakan turun 3,5%, karena ekspor CPO turun dari 3,5 juta ton tahun 2022 menjadi 2 juta ton. Produk sawit hasil refinery naik menjadi 21,8 juta ton dan oleokimia naik menjadi 4,8 juta ton. Ekspor CPO ke UE turun signifikan, terutama setelah kebijakan RED II seperti dijelaskan sebelumnya. Walaupun ekspor sawit Indonesia ke EU hanya 12%, tetapi pasar UE sering dijadikan benchmark oleh banyak negara tentang standar keberlanjutan pengelolaan industri sawit.

Pangsa ekspor sawit Indonesia terbesar ditempati China 18,7%, India 16,3%, Pakistan 8,3%, Amerika Serikat 6,7%, Afrika 9,4%, dan Timur Tengah 4,3%. Pencaraian pasar baru di Asia Tengah dan Amerika Latin dapat menjadi alternatif baru pengembangan ekspor sawit ke depan.

Harga CPO di pasar dunia terus turun hingga menyentuh US$804,3/ton dan harga PKO turun terus hingga US$912,4/ton. Harga CPO mencapai rekor tertinggi pada Maret 2022 sebesar US$1,777/ton karena minyak bumi global juga sedang tinggi menyentuh US$112,4/barrel. Setelah kondisi global mulai agak reda dan persaingan dengan minyak nabati lain tidak terlalu ketat, harga CPO dan PKO perlahan mulai menurun.

Commodity Market Outlook yang dirilis Bank Dunia (November 2023) memprakirakan bahwa harga CPO pada 2024 terus turun hingga US$900/kg karena stok global cukup besar. Penurunan harga minyak bumi global hingga US$84/ton tahun 2023 dan US$81/ton tahun 2024 menjadi salah satu determinan penting pada turunnya harga CPO global. Bahkan, Bank Dunia memprakirakan penurunan harga CPO lebih rendah hingga US$850/ton pada 2025.

Sebagai penutup, pelaku industri sawit dan pekebun rakyat perlu terus berusaha meningkatkan produktivitas sebagai prioritas rencana aksi. Target peremajaan sawit, baik secara mandiri, maupun melalui program peremajaan sawit rakyat (PSR) perlu digenjot lebih keras pada 2024.

Pembenahan harus dimulai dari hulu, melalui penyediaan bibit sawit bermutu bersertifikat, bukan bibit asalan, yang diperoleh dari “jalanan” atau hasil perbanyakan sendiri. Dinas perkebunan seluruh Indonesia harus memberikan pendampingan kepada petani sawit swadaya dan petani mitra untuk meningkatan produktivitas kebun sawit.

Pemerintah dan dunia usaha perlu bahu-membahu untuk menggencarkan promosi “sawit baik” adalah investasi masa depan. Promosi dan diplomasi sawit jangan dianggap sebagai kegiatan cost center, apalagi nilai ekonomi berbasis sawit lebih Rp1.500 triliun. Selain menempuh jalur hukum di DSB-WTO, Indonesia perlu memanfaatkan kerja sama ekonomi seperti Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE CEPA) sebagai benchmark penting untuk membangun diplomasi “sawit baik”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper