Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia sedang mengejar target nilai realisasi investasi Rp1.400 triliun pada 2023. Adapun tahun ini akan berakhir sebentar lagi.
Bahlil berjanji bahwa target realisasi investasi Rp1.400 triliun pada tahun ini akan tercapai. Hal ini dia ungkapkan dalam konferensi pers peluncuran Media Center Indonesia Maju, Menteng, Jakarta (4/12/2023).
“Tercapai sih, saya janji sama teman-teman ya, insya Allah tercapai. Tapi, untuk ke depan saya harus menjaga itu,” terang Bahlil.
Kemudian, dia juga menuturkan bahwa target investasi senilai Rp1.650 triliun pada 2024 tidaklah berat. Bahlil menuturkan bahwa target tersebut dapat dicapai jika bersama-sama seluruh pihak dapat menjaga negara Indonesia.
Sebelumnya, Bahlil menuturkan bahwa perekonomian Indonesia tumbuh di atas 5% dan target investasi sebesar Rp1.400 triliun tinggal sebulan lagi.
Adapun, dia mengungkapkan bahwa target tersebut sedang dikejar dan peran informasi dinilai penting, karena dapat mempengaruhi kepercayaan investor kepada Indonesia. Oleh karena ini, Bahlil membangun Media Center Indonesia Maju.
Baca Juga
Media Center tersebut juga dinilai menjadi salah satu bagian dari mitigasi agar dapat mendorong tercapainya target investasi tersebut.
“Insya Allah jadi,” jelas Bahlil, ketika ditanyakan kembali target Rp1.400 triliun pada tahun ini.
Berdasarkan catatan Bisnis, Bahlil mengatakan bahwa upaya target tersebut akan dicapai dengan syarat stabilitas politik dijaga.
Kemudian, dia juga yakin bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, maka ekonomi indonesia ke depan akan ke arah yang lebih baik.
Adapun, Bahlil juga sempat menyampaikan bahwa keadaan global berada dalam ketidakpastian, seperti perang dagang Amerika Serikat-China, pandemi Covid 19, perang Ukraina-Rusia, krisis energi dan pangan, serta ketegangan di Laut Cina Selatan (LCS).
“Inilah kenapa global itu sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi nasional kita dan investasi kita. Jadi bayangkan dunia ini ribut terus, uang Rp1.207,2 triliun yang beredar itu, FDI [Foreign Direct Investment/PMA] kita 54% dan ketika global kondisinya seperti ini,” terangnya.