Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) angkat bicara terkait usulan pembangunan stasiun Kereta Cepat Whoosh di daerah Kopo, Kota Bandung.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal menjelaskan pihaknya tengah mengkaji rencana tersebut. Dia memaparkan, salah satu aspek yang dipelajari dari rencana tersebut adalah dampak penambahan stasiun terhadap kecepatan dan waktu tempuh kereta cepat.
Risal menuturkan, penambahan stasiun di daerah Kopo berpotensi mengurangi kecepatan tempuh optimal kereta cepat. Pasalnya, daerah Kopo berada di antara Stasiun Tegalluar dan Stasiun Padalarang yang saat ini beroperasi melayani penumpang Kereta Cepat.
“Kita masih kaji, kalau buka di Kopo mana yang hilang atau ditambah saja. Ini kan kereta cepat, kalau kereta cepat berhenti jarak pendek jadi tidak cepat,” kata Risal di Jakarta, dikutip Jumat (1/12/2023).
Risal melanjutkan, Stasiun Kopo sebenarnya sudah ada pada cetak biru (blueprint) proyek kereta cepat yang dibuat PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Dia mengatakan, lahan untuk pembangunan stasiun di daerah tersebut bahkan sudah tersedia dan berdekatan dengan akses jalan tol.
Meski demikian, dia menuturkan rencana pembangunan stasiun ini masih memerlukan kajian lanjutan yang komprehensif. Dia juga menegaskan, Kemenhub akan mendukung rencana tersebut selama dapat memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat.
Baca Juga
"Nanti kita lihat, karena ini usulannya menarik. Kita kan kalau kereta biasa bisa bikin shading ya. Kalau kereta cepat, konsep shading-nya masih kita pelajari," ujar Risal.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan ada kemungkinan pembangunan satu stasiun baru untuk Kereta Cepat Whoosh di daerah Kopo, Bandung.
Moeldoko menuturkan, usulan ini tengah didiskusikan bersama dengan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), serta Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
“Pilihan ini silakan ditangkap, tentunya wewenang ini ada di KCIC. Karena ini kereta cepat Jakarta-Bandung ya harusnya berhenti benar-benar di Bandung,” ujar Moeldoko.
Menurut Moeldoko, upaya peningkatan perlu dilakukan dengan mempertimbangkan kenyamanan yang akan didapat oleh penumpang Kereta Cepat. Salah satunya terkait ketersediaan kursi di kereta feeder saat sudah sampai di Padalarang.