Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Inti AS Masih Bandel, Suku Bunga The Fed Diramal Tinggi

Ekonom meramal suku bunga The Fed tetap tinggi lantaran inflasi inti AS yang masih membandel.
Gedung Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Mingg (10/4/2022). Bloomberg/ Tom Brenner
Gedung Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Mingg (10/4/2022). Bloomberg/ Tom Brenner

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom memprediksi penurunan inflasi Amerika Serikat (AS) yang diinginkan Federal Reserve (The Fed) diperkirakan lebih lambat terjadi, sehingga fenomena suku bunga tinggi akan terjadi dalam waktu yang lebih lama atau higher for longer. 

Mengutip Bloomberg, Rabu (29/11) para ekonom menaikkan proyeksi pada indeks harga belanja personal (PCE) inti tahunan hingga akhir 2024. Angka tersebut berdasarkan hasil survei pada November 2023. Indeks yang tidak termasuk pangan dan energi diperkirakan sebesar 2,5% pada akhir tahun 2023, naik dari survei bulan lalu (month-to-month/mtm) yang diperkirakan mencapai 2,4%.

Sementara itu, keseluruhan metrik PCE dan indeks harga konsumen alternatif terlihat menyusut lebih cepat dari perkiraan sebelumnya pada pertengahan tahun 2024. Hal ini menunjukan deflasi yang lebih besar dalam beberapa bulan terakhir sebagian besar karena penurunan harga energi.

Meskipun laporan terbaru menunjukan tanda-tanda positif bahwa tekanan harga mulai mereda, para pejabat Federal Reserve (The Fed) berulang kali mengindikasikan bahwa mereka harus melihat tanda-tanda penurunan yang berkelanjutan sebelum menyatakan kemenangannya terhadap inflasi. 

Para pengambil kebijakan juga lebih memilih ukuran inti sebagai indikator yang lebih baik untuk mengetahui tekanan harga. 

Selain itu, ekonom masih memperkirakan The Fed akan melonggarkan kebijakan moneternya pada kuartal II/2024. Kini, mereka memprediksi bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi pada akhir tahun 2025. 

"Perlambatan inflasi, pertumbuhan lapangan kerja, dan belanja konsumen baru-baru ini mendukung pernyataan kami bahwa The Fed telah selesai menaikkan suku bunga untuk siklus ini," jelas kepala ekonom di Nationwide Life Insurance Co., Kathy Bostjancic.

Mengingat inflasi yang masih tetap tinggi dan akan menurun secara bertahap, lanjutnya, The Fed diperkirakan menunggu untuk menurunkan suku bunga hingga pertengahan 2024 sementara pelonggaran kebijakan akan dilakukan secara bertahap

Di lain sisi, para ekonom juga memperkirakan bahwa ekonomi akan berekspansi pada laju tahun 1,2% pada kuartal III/2023, naik sebesar 0,7% pada survei sebelumnya. 

Meskipun belanja konsumen dan pemerintah yang lebih kuat terlihat membantu perekonomian AS dalam jangka pendek, para ekonom sekarang memproyeksikan perlambatan besar dalam investasi swasta untuk meredam pertumbuhan hingga awal 2025.

Belanja konsumen sebagian besar tetap tangguh karena pasar kerja tetap kuat secara luas. Namun, permintaan terhadap pekerja mulai pelan-pelan melunak. 

Ekonom juga masih memproyeksikan tingkat pengangguran akan mencapai puncaknya pada 4,4%, namun kini melihat bahwa tingkat pengangguran membutuhkan waktu lebih lama untuk turun. Mereka juga memperkirakan AS akan menambah jumlah pekerja secara rata-rata hingga tahun 2025.

Kepala ekonom internasional di ING James Knightley juga menuturkan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada kuartal II/2024 dan seterusnya. 

"Dengan pendapatan riil rumah tangga yang berubah menjadi negatif, tabungan di era pandemi menunjukkan tanda-tanda habis di antara kelompok berpenghasilan rendah dan tingkat pinjaman yang lebih rendah, kami memperkirakan The Fed akan merespons dengan penurunan suku bunga mulai kuartal kedua dan seterusnya," jelasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper