Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Patra Niaga mencatat total bahan bakar minyak (BBM) Satu Harga yang sudah disalurkan ke tengah masyarakat sebanyak 1,2 juta kiloliter sepanjang 2017 hingga akhir tahun ini. Adapun, Pertamina telah membangun 503 pangkalan penyalur di sejumlah wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).
"Sejak Program BBM Satu Harga dimulai tahun 2017 telah terbangun 503 lembaga penyalur, secara volume dapat kami sampaikan bahwa sejak tahun 2017 kita telah menyalurkan sebesar 1,2 juta kiloliter,” kata Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan seperti dikutip dari siaran pers, Minggu (26/11/2023).
Riva menambahkan sepanjang Januari hingga Oktober 2023, perseroan telah menyalurkan hampir 450.000 kiloliter lewat SPBU BBM Satu Harga yang telah selesai dibangun tahun ini.
Dia berharap perseroannya dapat bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait untuk menyalurkan BBM Satu Harga itu ke daerah 3 T mendatang. Seperti diketahui, Pertamina menanggung biaya distribusi dari BBM Satu Harga ini ke sejumlah pelosok di Tanah Air.
“Kami mungkin menyampaikan kepada pihak-pihak terkait untuk bisa bekerja sama di dalam mengupayakan untuk mengefisiensikan dengan menyiapkan jalan-jalan ataupun jeti sehingga proses dari penyaluran bisa berjalan lebih lancar dan juga lebih cepat," kata dia.
Program BBM Satu Harga adalah kebijakan yang bertujuan untuk menetapkan harga BBM yang sama di seluruh wilayah. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mengurangi disparitas harga BBM dan mendukung kesetaraan ekonomi di berbagai daerah.
Baca Juga
“Kita tidak akan berhenti di 2024 atau target yang sudah ada, namun pemerintah bersama seluruh instansi terkait akan mencari wilayah yang memerlukan BBM terjangkau,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif.
Program BBM Satu Harga, sambung Arifin, merupakan kebijakan penyeragaman harga resmi bahan bakar minyak atau BBM di daerah-daerah daerah 3T wilayah Indonesia.
Dengan menerapkan BBM Satu Harga juga pemerintah berupaya memberikan kemudahan masyarakat mengakses energi dengan harga yang sama.
"Masyarakat juga tidak pertama tidak sulit mendapatkan BBM ya kemudian juga bisa mengurangi potensi-potensi kebocoran ya karena kalau yang bocor biasanya harganya mahal jadi dengan mudahnya masyarakat mendapatkan BBM yang sesuai dengan harga standar," kata Arifin.