Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerimaan Cukai Rokok Turun meski Ada Euforia Gadis Kretek

Kenaikan tarif cukai rokok memengaruhi produksi hasil tembakau, sehingga menyebabkan penerimaan cukai hasil tembakau alias cukai rokok turun.
Ilustrasi - Buruh pabrik mengemas rokok SKT di Kawasan Industri Hasil Tembakau (KIHT) Kudus. - Bisnis/Muhammad Faisal Nur Ikhsan
Ilustrasi - Buruh pabrik mengemas rokok SKT di Kawasan Industri Hasil Tembakau (KIHT) Kudus. - Bisnis/Muhammad Faisal Nur Ikhsan

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan atau Kemenkeu mengumumkan bahwa penerimaan cukai rokok turun 4,3% pada Januari—Oktober 2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita, Jumat (24/11/2023). Sri Mulyani memaparkan perkembangan dan posisi APBN hingga Oktober 2023.

Pendapatan negara tercatat mencapai Rp2.240,1 triliun hingga Oktober 2023. Dari jumlah tersebut, Rp220,8 triliun di antaranya diperoleh dari pabean dan cukai.

Secara khusus, penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok telah mencapai Rp163,2 triliun pada Januari—Oktober 2023. Jumlah itu memang telah mencapai 70,2% dari target cukai rokok tahun ini, tetapi ternyata mengalami penurunan kinerja.

"Kalau kita lihat, dibandingkan tahun lalu ini sudah turun 4,3% karena memang kita menaikkan tarif [cukai rokok]," ujar Sri Mulyani pada Jumat (24/11/2023).

Menurutnya, kenaikan tarif cukai membuat produksi rokok terkoreksi. Penurunan produksi terutama terjadi di rokok jenis sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM) golongan I, karena tarif cukainya yang naik lebih tinggi.

"Itu memang mengalami penurunan dari sisi jumlah produksinya, karena kenaikan tarifnya cukup tinggi," kata Sri Mulyani.

Belakangan, rokok kretek menjadi perbincangan karena tayangnya serial berjudul Gadis Kretek. Serial itu diadaptasi dari novel berjudul sama yang ditulis oleh Ratih Kumala.

Kamila Andini dan Ifa Ifansyah menjadi sutradara dari serial lima episode tersebut, yang dibintangi Dian Sastrowardoyo (Dasiyah), Ario Bayu (Soeraja), Arya Saloka (Lebas), dan Putri Marino (Arum).

Serial itu bercerita tentang kehidupan Dasiyah, perempuan peracik saus rokok kretek yang piawai. Kultur industri kretek kala itu membuat Dasiyah kesulitan dalam membuat saus untuk rokok milik ayahnya.

Tokoh Dasiyah atau Jeng Yah (Dian Sastro) dan Soeraja (Ario Bayu) di serial Gadis Kretek.
Tokoh Dasiyah atau Jeng Yah (Dian Sastro) dan Soeraja (Ario Bayu) di serial Gadis Kretek.

Dasiyah menemukan secercah harapan untuk menyalurkan kemampuannya setelah menjalin cinta dengan Soeraja, yang diperankan Ario Bayu.

Berpuluh-puluh tahun kemudian, anak Soeraja bernama Lebas bertemu dengan Arum, untuk mengungkap kisah sebenarnya dari apa yang terjadi kepada Dasiyah, Soeraja, dan keluarganya.

Populernya Gadis Kretek terbukti dengan capaiannya sebagai serial paling banyak ditonton di Netflix kawasan Indonesia belakangan ini.

Gadis Kretek mampu unggul di atas sejumlah serial internasional, seperti Doona! asal Korea Selatan, juga melampaui Attack on Titan: The Final Season Part 3, Jujutsu Kaisen, dan SPY x FAMILY yang merupakan anime asal Jepang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper