Pertumbuhan Ekonomi yang Tidak Sesuai Ekspektasi
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2023 yang sebesar 4,94% merupakan pertumbuhan di bawah 5% untuk pertama kalinya sejak kuartal terakhir tahun 2021.
Riefky mengatakan tingkat pertumbuhan ini sejalan dengan pola penurunan pertumbuhan ekonomi setelah Ramadan, pola yang sudah berlangsung lama kecuali selama pandemi Covid-19.
Selain itu, pertumbuhan pada kuartal III/2023 dipengaruhi oleh high-base effect karena tingkat pertumbuhan tercatat sebesar 5,73 secara tahunan pada kuartal III/2022 karena low-base pada kuartal III/2021.
Dari sisi pengeluaran, perlambatan pertumbuhan disebabkan oleh melemahnya konsumsi rumah tangga dan menurunnya ekspor.
Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,06%, lebih rendah dari 5,22% pada kuartal/2023. Perlambatan ini disebabkan oleh tidak adanya efek musiman atau efek dorongan seperti hari raya keagamaan dan libur sekolah pada kuartal II/2023.
Baca Juga
Secara tahunan, ekspor turun sebesar 10,43% pada Oktober 2023, membaik dari penurunan sebesar 16,17% pada September 2023. Hal ini disebabkan oleh fluktuasi harga global terutama pada komoditas primer Indonesia, seperti batubara, nikel , dan minyak sawit.
Impor juga turun, meski dengan jumlah yang lebih kecil, sebesar 2,42% secara tahunan pada Oktober 2023 dibandingkan penurunan dua digit sebesar 12,45% pada September 2023.