Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga Acuan BI Diramal Tetap, Ini 3 Indikator Ekonomi RI Terbaru yang Perlu Dicermati

Bank Indonesia diperkirakan akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan sebesar 6% pada Rapat Dewan Gubernur November 2023.
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Gedung bertingkat di jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. JIBI/Feni Freycinetia
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Gedung bertingkat di jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. JIBI/Feni Freycinetia

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia diperkirakan akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan Bi 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 6% pada Rapat Dewan Gubernur 22 dan 23 November 2023.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky menyampaikan bahwa perkiraan tersebut mempertimbangkan empat faktor.

Pertama, inflasi dalam negeri pada Oktober 2023 yang tercatat sebesar 2,56% secara tahunan masih berada dalam kisaran target BI 2-4%. Terganggunya produksi beras akibat El Nino dinilai belum menyebabkan tekanan inflasi yang besar pada periode tersebut.

Kedua, neraca perdagangan pada Oktober mencatatkan peningkatan surplus menjadi US$3,48 miliar, didukung oleh penurunan ekspor dan impor yang tidak terlalu parah dibandingkan bulan sebelumnya.

Ketiga, Riefky mengatakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat setelah BI mengambil keputusan untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan Oktober 2023 dan the Fed memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunganya.

Keempat, dari sisi global, the Fed diperkirakan mungkin mempertahankan tingkat suku bunga kebijakannya saat pertemuan FOMC di bulan Desember 2023. 

“Meski tekanan terhadap rupiah akibat ketidakpastian pasar global masih ada, kombinasi keempat faktor ini mengarahkan agar BI mempertahankan suku bunga pada 6% bulan ini,” kata Riefky.

Tekanan Inflasi akibat El Nino

Riefky mengatakan, inflasi umum telah berada dalam kisaran target BI selama tujuh bulan berturut-turut atau sejak Mei 2023 ketika inflasi mencapai batas atas kisaran target. 

Penyumbang utama inflasi pada Oktober masih berasal dari kenaikan harga pangan yang ditunjukkan dengan inflasi tahunan sebesar 5,41% pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau. 

Pada awal Oktober 2023, Pertamina menaikkan harga BBM non-subsidi antara lain Pertamax, Pertamax Green, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. Namun, dampak kenaikan harga BBM ini tidak terlalu besar, berbeda dengan bulan September tahun lalu ketika pemerintah menaikkan tidak hanya harga Pertamax, tetapi juga bahan bakar bersubsidi Pertalite dan Solar, dengan kenaikan harga rata-rata sebesar 26,25%

Sementara itu, barang bergejolak mengindikasikan kenaikan harga sebesar 5,54% secara tahunan pada Oktober 2023 dan terus mengalami tren peningkatan sejak Agustus 2023, terutama didorong oleh kenaikan harga beras. 

Kenaikan harga beras ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang menyebabkan terganggunya produksi beras, baik di dalam negeri maupun global. 

Secara bulanan, barang bergejolak mengalami inflasi yang lebih rendah sebesar 0,21% pada Oktober 2023 dari 0,37% pada Oktober 2023. September 2023. 

Meskipun harga beras mengalami kenaikan, namun hal tersebut diimbangi dengan turunnya harga telur ayam ras dan minyak goreng karena pasokan yang mencukupi.

Menurut Riefky, inflasi pada November 2023 diperkirakan tetap rendah mengingat penurunan harga BBM nonsubsidi di awal bulan dan akan meningkat pada Desember 2023 akibat pengaruh musim libur Natal dan Tahun Baru. 

“Secara keseluruhan, inflasi pada tahun 2023 diperkirakan berada di bawah 3%, sesuai kisaran sasaran BI,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper