Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa belum ada satu pun realisasi investasi asing di proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) hingga saat ini.
Meski demikian, Jokowi yakin investor asing akan masuk ke IKN dalam waktu dekat, mengingat tingginya minat investor asing tersebut, yang tercermin dari banyaknya letter of intent (LOI) yang masuk terkait investasi di IKN.
"Karena memang banyak yang berminat, tetapi kan sampai sekarang sudah lebih dari 300 LOI yang sudah ditandatangani, saya kira [investor asing] itu sudah segera akan [berinvestasi]," katanya, Senin (20/11/2023).
Pada kesempatan berbeda, Deputi Bidang Pembiayaan dan Investasi Otorita IKN Agung Wicaksono mengatakan bahwa Nusantara telah menerima sebanyak 305 LOI terkait minat investasi di IKN, baik dari investor domestik maupun dari investor asing.
Dia menjelaskan dari 305 LOI tersebut, sebanyak 172 LOI berasal dari investor domestik, sisanya 133 LOI dari investor asing.
“Untuk menjawab banyaknya pertanyaan terkait investor asing ini apakah memang ada yang mengatakan direm atau memang ini belum masuk? saya bisa jawab bahwa di tahapan ini minat investor asing sangat banyak. Jadi kalau 172 dari 305 ini adalah [investor] merah putih, sekitar 133 adalah investor asing,” katanya dalam acara Media Briefing yang digelar secara daring, Senin (20/11/2023).
Baca Juga
Agung menjelaskan OIKN menerima LOI paling banyak dari negara-negara Asia, terbanyak dari Singapura sebanyak 27 LOI dan Jepang 25 LOI, yang kemudian diikuti oleh Malaysia dan China masing-masing sebanyak 19 LOI.
Di luar Asia, beberapa negara yang juga telah minat untuk berinvestasi di IKN, diantaranya Amerika Serikat, negara Eropa, dan negara di Timur Tengah.
Agung mengakui tahapan investasi yang dimulai dari penyampaian LOI hingga diraihnya kesepakatan oleh investor domestik lebih cepat ketimbang investor asing.
Pasalnya, OIKN memang melakukan prioritisasi, di mana proyek-proyek yang diminati oleh investor domestik memang merupakan prioritas yang penting dalam proyek pembangunan IKN.
“Sehingga tahapan selanjutnya mulai one-on-one meeting sampai kesepakatan ini banyak, lebih cepat, lebih sat-set investor domestiknya dalam memproses dan mengevaluasi antara risk & return dan kemudian mengambil keputusan hingga mencapai kesepakatan tadi,” jelasnya.
Meski demikian, Agung mengatakan investasi asing sebenarnya sudah masuk ke IKN, tetapi sebagai mitra dari investor domestik.
Dia mencontohkan proyek yang merupakan kolaborasi antara investor domestik dan asing, diantaranya Hotel Nusantara dan Swissotel, yang merupakan bagian dari Accor Group Swiss, training center antara PSSI dan FIFA, RS Mayapada yang bermitra dengan Apollo Hospital India, dan beberapa proyek lainnya.