Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mineral Kritis Jadi Pembahasan Kerja Sama Indo-Pacific

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, terkait mineral kritis, akan dilakukan pembahasan lebih lanjut di IPEF.
Mineral Kritis Jadi Pembahasan Kerja Sama Indo-Pacific. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) dan Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna (kanan) memberikan paparan dalam konferensi pers Produk Domestik Bruto (PDB) atau Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2023 dan Stimulus Fiskal di Jakarta, Senin (6/11/2023). - Bisnis/Himawan L. Nugraha
Mineral Kritis Jadi Pembahasan Kerja Sama Indo-Pacific. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) dan Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna (kanan) memberikan paparan dalam konferensi pers Produk Domestik Bruto (PDB) atau Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2023 dan Stimulus Fiskal di Jakarta, Senin (6/11/2023). - Bisnis/Himawan L. Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Pembahasan mengenai mineral kritis menjadi salah satu topik perundingan dalam Indo-Pasific Economic Framework for Prosperity (IPEF) pada Kamis (16/11/2023) lalu di San Fransisco, Amerika Serikat (AS).

Seperti dikutip dari Antara, Senin (20/11/2023), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan terkait dengan mineral kritis, hal tersebut akan dilakukan pembahasan lebih lanjut dalam IPEF.

Menurutnya, Seluruh negara mitra IPEF telah sepakat meluncurkan critical minerals dialogue untuk penguatan rantai pasok ke depannya dan membuat lapangan pekerjaan di sektor energi bersih.

Hal tersebut diharapkan akan memberikan keuntungan bagi produksi kendaraan listrik (EV) dan turunannya di Indonesia.

Airlangga menjelaskan bahwa rantai pasok Indonesia akan menjadi bagian yang dianggap diandalkan, aman, berstandar sama, dan bisa masuk dalam rantai pasok global.

“Kemudian yang kedua, critical minerals ini yang juga sedang akan dibahas di kuartal pertama tahun depan,” ujarnya.

Di sisi lain, Airlangga juga mengungkapkan empat pilar yang menjadi pembahasan utama dalam pertemuan IPEF pekan lalu tersebut.

Empat pilar yang menjadi pembahasan dalam IPEF, yakni Trade Facilitation (Perdagangan), Supply Chain (Rantai Pasok), Green Economy (Ekonomi Bersih), dan Fair Economy (Ekonomi Adil).

“Yang sudah diselesaikan adalah Pilar II, legal scrubbing-nya sudah selesai dan sudah ditandatangani yaitu mengenai supply chain. Dan kemarin, seluruh pemimpin, presiden, perdana menteri dari empat belas negara bersama-sama meluncurkan hasil daripada penandatanganan IPEF Pilar II,” kata Airlangga.

Airlangga menyampaikan bahwa terkait dengan Pilar I (Perdagangan) masih terdapat tiga klaster isu yang belum selesai, yakni terkait dengan klaster pertanian, lingkungan, dan ketenagakerjaan.

Menurutnya, ketiga klaster tersebut diharapkan dapat dibahas kembali di kuartal pertama tahun depan.

“Sehingga sebetulnya turunan dari IPEF itu ada empat perjanjian. Dengan demikian, sebetulnya ini menjadi salah satu standar daripada perdagangan, investasi, dan ekonomi yang lebih tinggi, lebih berkeadilan, antikorupsi, transparan, dan juga ada good regulatory practice,” ujar Airlangga pula.

Lebih lanjut, ia menyampaikan terdapat fasilitasi pembiayaan yang disiapkan melalui IPEF, termasuk melanjutkan komitmen Just Energy Transition Partnership (JETP) dan Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGGII), yang mana Indonesia sudah diberikan prioritas dari tujuh negara yang akan memperoleh fasilitasi mengenai semikonduktor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper