Bisnis.com, JAKARTA – Pembahasan mengenai mineral kritis menjadi salah satu topik perundingan dalam Indo-Pasific Economic Framework for Prosperity (IPEF) pada Kamis (16/11/2023) lalu di San Fransisco, Amerika Serikat (AS).
Seperti dikutip dari Antara, Senin (20/11/2023), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan terkait dengan mineral kritis, hal tersebut akan dilakukan pembahasan lebih lanjut dalam IPEF.
Menurutnya, Seluruh negara mitra IPEF telah sepakat meluncurkan critical minerals dialogue untuk penguatan rantai pasok ke depannya dan membuat lapangan pekerjaan di sektor energi bersih.
Hal tersebut diharapkan akan memberikan keuntungan bagi produksi kendaraan listrik (EV) dan turunannya di Indonesia.
Airlangga menjelaskan bahwa rantai pasok Indonesia akan menjadi bagian yang dianggap diandalkan, aman, berstandar sama, dan bisa masuk dalam rantai pasok global.
“Kemudian yang kedua, critical minerals ini yang juga sedang akan dibahas di kuartal pertama tahun depan,” ujarnya.
Baca Juga
Di sisi lain, Airlangga juga mengungkapkan empat pilar yang menjadi pembahasan utama dalam pertemuan IPEF pekan lalu tersebut.
Empat pilar yang menjadi pembahasan dalam IPEF, yakni Trade Facilitation (Perdagangan), Supply Chain (Rantai Pasok), Green Economy (Ekonomi Bersih), dan Fair Economy (Ekonomi Adil).
“Yang sudah diselesaikan adalah Pilar II, legal scrubbing-nya sudah selesai dan sudah ditandatangani yaitu mengenai supply chain. Dan kemarin, seluruh pemimpin, presiden, perdana menteri dari empat belas negara bersama-sama meluncurkan hasil daripada penandatanganan IPEF Pilar II,” kata Airlangga.
Airlangga menyampaikan bahwa terkait dengan Pilar I (Perdagangan) masih terdapat tiga klaster isu yang belum selesai, yakni terkait dengan klaster pertanian, lingkungan, dan ketenagakerjaan.
Menurutnya, ketiga klaster tersebut diharapkan dapat dibahas kembali di kuartal pertama tahun depan.
“Sehingga sebetulnya turunan dari IPEF itu ada empat perjanjian. Dengan demikian, sebetulnya ini menjadi salah satu standar daripada perdagangan, investasi, dan ekonomi yang lebih tinggi, lebih berkeadilan, antikorupsi, transparan, dan juga ada good regulatory practice,” ujar Airlangga pula.
Lebih lanjut, ia menyampaikan terdapat fasilitasi pembiayaan yang disiapkan melalui IPEF, termasuk melanjutkan komitmen Just Energy Transition Partnership (JETP) dan Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGGII), yang mana Indonesia sudah diberikan prioritas dari tujuh negara yang akan memperoleh fasilitasi mengenai semikonduktor.