Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tanpa Mineral Kritis Indonesia, Luhut Sebut Amerika Sulit Produksi Mobil Listrik

Indonesia menjadi negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia yakni 21 juta metrik ton pada 2022.
Ilustrasi foto tambang mineral di Indonesia/Istimewa
Ilustrasi foto tambang mineral di Indonesia/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) RI Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa critical mineral merupakan suatu proses negosiasi yang panjang.

Dia menegaskan persoalan critical mineral untuk kepentingan bersama, dan pada akhirnya pembahasan itu bisa didekatkan. 

"Ya mengenai critical mineral ini kan suatu proses negosiasi yang panjang ya, tapi akhirnya kita bisa dekatkan bahwa ini juga kepentingan bersama," katanya, di Instagram, Sabtu (18/11/2023). 

Luhut menekankan bahwa tanpa Indonesia, Amerika Serikat (AS) benar-benar  tidak akan bisa memenuhi kebutuhan mobil listriknya pada 2030.

"Artinya, Amerika paham betul tanpa Indonesia mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan sebelas kali jumlah mobil listriknya pada tahun 2030," ujarnya. 

Dia mengaku juga sudah bicara dengan Koordinator Khusus Presiden untuk infrastruktur global dan keamanan energi di Departemen Luar Negeri AS Amos Hochstein. 

Selain itu, juga dengan pembantu dekat Presiden AS Joe Biden, dan juga dengan penasihat keamanan AS Jack Sullivan, maupun dengan pembantu Presiden Biden yang lain. 

"Yang intinya sebenarnya menjelaskan Indonesia sebenarnya ya masalah survival aja, kita tidak mem-banned seluruhnya nickel ore itu, tapi setelah turunan ke berapa ya silahkan saja bebas," ujarnya. 

Kemudian dia menekankan bahwa cadangan mineral kritis itu merupakan tabungan bagi generasi masa depan.

Duta Besar RI untuk Amerika Serikat (AS) Rosan Perkasa Roeslani juga sebelumnya menilai critical mineral atau mineral kritis penting bagi Indonesia.

Perlu diketahui, berdasarkan data Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), Indonesia menjadi negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia yakni 21 juta metrik ton pada 2022 atau setara 22% cadangan global.

Selain itu, produksi nikel Indonesia juga berada di peringkat pertama yaitu sebesar 1 juta metrik ton, melampaui produksi Filipina yang hanya sebesar 370.000 metrik ton dan Rusia sebesar 250.000 metrik ton.

"Critical minerals sangat penting bagi Indonesia sebagai negara yang memiliki cadangan nikel terbesar dunia. Menurut saya, Indonesia dapat menjadi mitra strategis Amerika Serikat dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Erta Darwati
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper