Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal proaktif menindaklanjuti peluang kerja sama investasi transisi energi dari Amerika Serikat.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, pemerintah dan perusahaan asal AS menjadi mitra penting bagi Indonesia di tengah usaha beralih pada ekonomi hijau saat ini.
Apalagi, Indonesia membutuhkan bantuan pendanaan transisi energi awal senilai US$20 miliar yang dihimpun lewat kemitraan Just Energy Transition Partnership (JETP).
“Investasi itu kan memberikan benefit ke dua pihak, jadi keduanya akan proaktif untuk mendorong realisasi,” kata Dadan saat dikonfirmasi, Kamis (16/11/2023).
Misalkan, kata Dadan, terkait peluang kerja sama pembangunan kilang petrokimia hijau dan carbon capture storage (CCS) dari ExxonMobil yang muncul lewat lawatan Presiden Joko Widodo atau Jokowi selama ke Amerika Serikat pekan ini. Kementeriannya telah menyiapkan regulasi teknis terkait untuk mendukung realisasi investasi yang diperkirakan mencapai US$15 miliar atau sekitar US$232,54 triliun (asumsi kurs Rp15.503 per US$) dari perusahaan migas AS tersebut.
Adapun, lawatan Presiden Jokowi ke Amerika Serikat kali ini menghasilkan potensi kerja sama bisnis mencapai US$25,85 miliar yang antara lain terdiri atas investasi pembangunan carbon capture storage dan kilang petrokimia, pengolahan nikel baterai kendaraan listrik, dan pembangunan modul dan panel surya.
Baca Juga
“Pemerintah menyiapkan regulasi yang akan memberikan kepastian berusaha,” kata Dadan.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengapresiasi kerja sama pembangunan kilang petrokimia hijau dan carbon capture storage dengan nilai mencapai US$15 miliar. Hal ini disampaikannya usai menerima Chairman Exxon Mobil Corporation Darren Woods di Hotel Four Seasons, San Francisco, Amerika Serikat, pada Rabu (15/11/2023).
“Saya apresiasi rencana kerja sama untuk pembangunan kilang petrokimia hijau dan carbon capture storage dengan nilai mencapai $15 miliar,” ujarnya dikutip melalui YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (16/11/2023).
Di samping itu, dalam pertemuan tersebut, Kepala Negara senang bahwa fasilitas CSS yang akan dibangun di Tanah Air akan menjadi terbesar di Asia Tenggara dan kompleks petrokimia salah satu yang tercanggih di dunia.
Dalam keterangan terpisah usai pertemuan, Menteri Luar Negeri (Menlu RI) Retno Marsudi menyampaikan bahwa pada saat pembicaraan tadi ada dua hal yang dibahas, yakni rencana pembangunan kilang petrokiomia hijau dan carbon capture and storage.
“Untuk kilang petrokomia hijau, jika kerja sama ini dapat dilakukan, maka akan menjadi salah satu yang tercanggih di dunia dan untuk fasilitas carbon capture and storage, akan menjadi salah satu yang terbesar di Asia Tenggara,” ucapnya.
Lebih lanjut Retno mengungkapkan bahwa dalam pertemuan antara Jokowi bersama Chairman Exxon Mobil tersebut, Presiden juga mengundang ExxonMobil untuk berinvestasi di bidang energi baru dan terbarukan dan juga pembangunan infrastruktur hijau, termasuk di IKN Nusantara.
“Jadi, itu adalah hasil dari pertemuan Presiden dengan ExxonMobil,” imbuhnya.