Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Pemilu 2024 dan IKN, Bos BI Ramal Ekonomi RI Tembus 5% Tahun Depan

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meramal ekonomi Indonesia tembus 5% tahun depan atau 2024.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan paparan saat pembukaan Karya Kreatif Indonesia 2023 di Jakarta, Kamis (27/7/2023). - Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan paparan saat pembukaan Karya Kreatif Indonesia 2023 di Jakarta, Kamis (27/7/2023). - Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memperkirakan perekonomian Indonesia tahun depan tetap tumbuh kuat pada level 5% dalam rancangan anggaran tahunan BI (RATBI) 2024. 

“Tentu saja [pertumbuhan ekonomi] di tahun depan itu masih cukup baik sekitar 5%,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam rapat kerja bersama dengan Komisi XI DPR RI, Senin (14/11/2023).

Perry mengatakan pertumbuhan ekonomi pada 2024 terutama akan didukung oleh penguatan permintaan domestik seiring dengan kenaikan gaji aparatur sipil negara (ASN), penyelenggaraan Pemilu 2024, dan pembangunan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).

Sejalan dengan itu, Perry mengatakan bahwa laju inflasi pada 2024 diperkirakan terjaga dalam kisaran 1,5% hingga 3,5%, didukung oleh konsistensi kebijakan moneter serta eratnya strategi pengendalian inflasi antara BI dan pemerintah melalui TPIIP dan TPIDD, juga Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Lebih lanjut, Perry memperkirakan nilai tukar rupiah relatif stabil dan cenderung menguat sesuai dengan nilai fundamentalnya pada 2024.

Nilai tukar rupiah secara rata-rata diperkirakan berada pada level Rp15.510 per dolar AS, lebih tinggi dari 2023 yang diperkirakan secara rata-rata di level Rp15.280 per dolar AS.

Dia menambahkan bauran kebijakan BI akan terus diperkuat untuk mencegah stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang bergejolak.

“Keseimbangan pencapaian tujuan antara stabilitas dan pertumbuhan ini kami tempuh dengan mengarahkan satu kebijakan yakni moneter tetap fokus pada stabilitas, tapi empat kebijakan untuk mendorong pertumbuhan, yakni kebijakan makroprudensial, digitalisasi sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, dan juga pengembangan UMKM dan ekonomi keuangan syariah,” kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper