Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Roll Former Indonesia (ARFI) memproyeksi pertumbuhan produksi baja ringan pada tahun 2024 terungkit hilirisasi industri.
Ketua Umum Asosiasi Roll Former Indonesia, Nicolas Kesuma mengatakan dorongan pemerintah untuk hilirisasi industri merupakan kebijakan strategis yang dapat meningkatkan kinerja industri nasional.
"Target produksi rata rata produsen baja ringan anggota asosiasi baja ringan meningkat sampai 25%," kata Nicolas kepada Bisnis, Minggu (12/11/2023).
Optimisme hilirisasi tersebut dinilai masih perlu didorong oleh inovasi dari para pelaku usaha sehingga dapat menarik investasi untuk meningkatkan kapasitas dan kontinuitas produksi.
Adapun, menurut Nicolas, hilirisasi menjadi keuntungan bagi industri baja ringan yang berada di hilir. Hal ini ditercerminkan dari kinerja industri baja yang masih mengalami pertumbuhan sepanjang 2023.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sektor industri baja yang berada dibawah sektor logam tumbuh 10% pada triwulan III/2023 atau mencapai total nilai sebesar Rp159,41 triliun.
Baca Juga
"Kinerja tahun ini rata rata pencapaian diatas 70% dari target tercapai. Market yang membaik, pemahaman untuk memilih produk baja ringan yang berstandar nasional Indonesia (SNI)," ujarnya.
Tak hanya itu, Tingkat Kandungan Dalam Neger (TKDN) terhadap berbagai produk industri pun semakin tinggi, seiring dengan seruan pemerintah atas gerakan nasional belanja produk dalam negri.
Di samping itu, Nicolas menilai tahun politik 2024 tidak menjadi sentimen negatif terhadap kinerja industri baja. Para pelaku usaha baja ringan tetap optimistis memproduksi baja ringan berkualitas guna berkontribusi pertumbuhan ekonomi.