Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anies Usung Program KPR 5%, Apa Itu?

Anies Baswedan juga menyorot tingkat bakclog dan akses pekerja informal mendapatkan fasilitas kredit perumahan.
Foto aerial salah satu perumahan subsidi di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, Senin (6/1/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Foto aerial salah satu perumahan subsidi di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, Senin (6/1/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan mengungkapkan pihaknya siap melakukan reformasi pada skema kredit pemilikan rumah (KPR) untuk memperluas pasar perumahan tahun depan.

Anies mengatakan telah menyiapkan dua program utama yang dikhususkan guna mendongkrak pasar perumahan dalam negeri. Salah satunya yakni melalui penetapan skema KPR 5%.

"Meningkatkan akses KPR pada semua itu yang ingin kami lakukan. Apa wujud programnya? programnya ada dua, pertama adalah KPR pasti 5% dan tepat kira-kira itu arahnya," tuturnya dalam agenda Rakerna Apersi di Jakarta, Jumat (10/11/2023).

Kedua, Anies menambahkan, pihaknya telah merancang program yang akan memudahkan para pekerja informal, dan pekerja independen untuk dapat mengakses KPR.

Dengan demikian, Anies berkeyakinan angka ketimpangan kepemilikan rumah atau backlog yang saat ini tercatat sebanyak 12,7 juta rumah akan mampu terentaskan.

"Untuk pekerja informal dan independen itu, [kami akan hadirkan] KPR yang dibantu proses penjaminannya oleh negara. Sehingga pelaku-pelaku non-formal dan informal punya akses yang sama pada pembiayaan untuk rumah. Kemudian kami berharap dengan pola itu visi kita kira-kira 2 juta hunian terintegrasi di Jakarta [dapat terealisasi]," tambahnya.

Anies mencatat, bila dipetakan berdasarkan wilayahnya, tingkat backlog di Jabodetabek dilaporkan mencapai 2,9 juta rumah. Kemudian wilayah Bandung Raya sebanyak 650.000 rumah, Medan Raya 570.000 rumah, Surabaya Raya 450.000 rumah dan Semarang Raya 220.000 rumah.

Di samping itu, Calon Presiden menggandeng Cak Imin sebagai wakilnya tersebut juga menyoroti backlog perumahan Indonesia yang bahkan lebih tinggi dari Singapura dan Kamboja.

"Kemarin saya sempat cek data, ternyata data kita di Indonesia dibandingkan Singapura dan Kamboja kita kalah, padahal mereka tidak punya tanah, kita punya tanah dan justru malah kita terbelakang disitu," pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Alifian Asmaaysi
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper