Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Sentral Israel atau Bank of Israel Amir Yaron mengatakan bahwa perang dengan Hamas merupakan "goncangan besar" bagi perekonomian negara tersebut dan terbukti lebih mahal dari perkiraan semula. Ekonomi Israel pun babak belur untuk menahan dampak dari perang.
"Meskipun ekonomi Israel kuat dan stabil, tidak diragukan lagi bahwa perang ini akan memiliki implikasi fiskal dan menimbulkan tekanan anggaran," kata Yaron dikutip dari Bloomberg, Jumat (10/11/2023).
Pertumbuhan produk domestik bruto Israel kemungkinan akan turun 1% pada akhir 2023 hingga 2024. Selain itu, rasio utang terhadap PDB kemungkinan akan meningkat lebih dari 65% pada akhir tahun 2024 seiring melonjaknya biaya.
Perkiraan tersebut, lanjutnya, mengasumsikan bahwa perang Israel vs Hamas tetap terkonsentrasi di perbatasan selatan dan berlangsung hingga akhir tahun ini.
Awalnya, dia menekankan bahwa Israel memasuki perang dengan pijakan fiskal yang kuat, dengan rasio utang terhadap PDB di bawah 60%.
Hal itu diungkapkan Yaron dalam sebuah panel dengan Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell, Wakil Direktur Pelaksana Pertama Dana Moneter Internasional Gita Gopinath, dan ekonom Universitas Harvard Kenneth Rogoff dalam sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh IMF.
Baca Juga
Bank sentral Israel telah memangkas proyeksi ekonominya sejak perang dengan Hamas dimulai lebih dari sebulan yang lalu. Pada pertemuan suku bunga terakhirnya pada 23 Oktober, bank tersebut mengatakan bahwa produk domestik bruto akan meningkat 2,3% pada 2023 dan 2,8% pada 2024.
Ramalan tersebut turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 3% untuk kedua tahun tersebut.
Bank of Israel juga mempertahankan suku bunga utamanya pada 4,75%, menghindari pemangkasan dalam upaya untuk membantu shekel. Mata uang Israel, serta saham dan obligasi Israel, jatuh sangat dalam ketika perang meletus, namun telah pulih dalam 10 hari terakhir dan shekel kini telah menutup semua kerugiannya.
Hal ini sebagian disebabkan oleh paket bantuan, bank sentral menjual lebih dari US$8 miliar cadangan devisa pada bulan Oktober 2023, dan juga karena meningkatnya optimisme di antara para trader bahwa perang akan sedikit banyak terkendali di Gaza.
Yaron mengatakan bahwa langkah-langkah bank sentral Israel sejauh ini telah mengurangi fluktuasi pada shekel dan telah menyediakan likuiditas dan stabilitas pada pasar keuangan.
"Rangkaian langkah kebijakan yang diambil oleh bank pada bulan lalu menunjukkan kemandirian yang cukup dan diperlukan yang dinikmati oleh bank dan bahwa bank memiliki seperangkat alat moneter yang memadai yang dapat memastikan stabilitas keuangan," kata Yaron.