Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebijakan Bunga Bank Sentral Redam Inflasi AS? Presiden The Fed Minneapolis Bicara Data

Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan terlalu dini menyatakan kemenangan atas inflasi sehingga meramal tidak ada lagi kenaikan bunga acuan.
Bendera Amerika Serikat/WallpaperCave
Bendera Amerika Serikat/WallpaperCave

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Federal Reserve (The Fed) Minneapolis Neel Kashkari menuturkan bahwa terlalu dini untuk menyatakan kemenangan atas inflasi setelah kenaikan suku bunga berturut yang dilakukan secara marathon. Meski demikian tanda-tanda positif inflasi semakin terkendali sudah terlihat. 

Kashkari menuturkan sebelum inflasi benar-benar terkendali, perlu dipastikan lebih banyak sinyal dan melihat bagaimana perekonomian berkembang.Data dalam 3 bulan terakhir dinilai belum cukup.

"Kita perlu membiarkan data terus datang kepada kita untuk melihat apakah kita benar-benar telah mengembalikan Genie (Jin dalam film Aladdin) inflasi ke dalam botol untuk berbicara [dan menghentikan kenaikan suku bunga acuan],” jelas Kashkari, seperti dikutip dari BloombergSelasa (7/11/2023).

Sebelumnya pada Senin (6/11/2023) Kashkari menuturkan risiko kebijakan moneter yang berlebihan dinilai lebih baik dibandingkan terlalu sedikit. Ia juga khawatir bahwa inflasi dapat meningkat kembali.

"Pengetatan yang terlalu rendah tidak akan membawa kita kembali ke 2% dalam waktu yang masuk akal," jelas Kashkari.

Dalam pertemuan terakhir, rapat The Fed memutuskan menahan suku bunga acuan pada kisaran 5,25% hingga 5,5%. Level bunga ini tertinggi dalam 22 tahun. 

Adapun, sang ketua The Fed, Jerome Powell memberi isyarat bahwa bank sentral mungkin akan segera menaikkan suku bunga. Beberapa pejabat The Fed juga menuturkan bahwa peningkatan imbal hasil Treasury dalam beberapa bulan membantu mengendalikan perekonomian. 

Kashkari sebelumnya juga mengulangi bahwa terlalu dini untuk memutuskan apakah diperlukan kenaikan suku bunga lebih lanjut atau tidak.

Pada Jumat (3/11) data dari Biro Statistik Tenaga Kerja juga menunjukan perlambatan pasar tenaga kerja secara luas pada Oktober 2023. Jumlah perekrutan menurun menjadi 150.000 dari sebelumnya sebesar 297.000 pada September 2023.

Berdasarkan catatan Bisnis inflasi AS masih jauh di atas target The Fed sebesar 2%. Tercatat pada September 2023, inflasi AS berada pada level 3,7%. 

Powell beserta dengan rekan lainnya di bank sentral tersebut tetap memiliki opsi untuk mengambil langkah menaikkan suku bunga kembali jika diperlukan.

Powell juga menuturkan bahwa keputusan akan dibuat pada setiap pertemuan. Ia juga menuturkan bahwa para pemimpin The Fed sedang memantau perang Israel vs Hamas untuk mengetahui implikasi ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper