Bisnis.com, JAKARTA — PT ThorCon Power Indonesia (PT TPI) menargetkan kontruksi Thorium Molten Salt Reactor (TMSR) dengan daya 500 megawatt (MW) dapat dimulai tahun depan.
Sementara operasi komersial TMSR dengan nilai investasi mencapai sekitar Rp17 triliun itu diharapkan terjadi pada 2030 mendatang.
“ThorCon siap untuk memulai konstruksi pada 2024 dan mengharapkan dapat mulai beroperasi secara komersial pada 2030 sesuai dengan yang ditargetkan oleh DEN,” kata Direktur Utama PT ThorCon Power Indonesia, David Devanney melalui siaran pers, Kamis (2/11/2023).
David mengatakan target itu diajukan sesuai dengan rencana pemerintah untuk mempercepat pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia.
“Hal ini dilakukan dalam upaya mengatasi pemanasan global dan perubahan iklim,” kata dia.
Sebelumnya, PT TPI telah mengajukan sejumlah dokumen rencana pengembangan dan investasi Thorium Molten Salt Reactor (TMSR) dengan daya 500 megawatt (MW) kepada Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Selasa (28/3/2023).
Baca Juga
Pengajuan dokumen itu menjadi bagian dari konsultasi awal sebelum perizinan resmi dibuat PT TPI. Sejumlah dokumen konsultasi awal itu berkaitan dengan rencana induk yang disesuaikan dengan tahapan proses perizinan, peta jalan purwarupa TMSR500 dan fasilitas non-fission test platform (NTP), serta persetujuan desain TMSR500.
Direktur Pengaturan, Pengawasan Instalasi dan Bahan Bakar Nuklir BAPETEN, Haendra Subekti menyampaikan bahwa berdasarkan hasil konsultasi 3S, ThorCon telah menunjukan hal konkrit dan siap melakukan pembangunan PLTN pertama sesuai dengan persyaratan perizinan yang berlaku.
Selain itu hasil dari Feasibility Study yang dilakukan oleh PLNE menyatakan bahwa aspek sipil dan geologi, tidak ada indikasi ancaman bencana geologi serius di pulau Kelasa khususnya di lokasi Tapak TMSR500.