Bisnis.com, JAKARTA -- Harga emas terpantau stabil setelah bank sentral AS yakni Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga acuan stabil pada kisaran 5,25%-5,5% pada pertemuan 31 Oktober-1 November 2023.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas spot telah menguat 0,14% atau 2,79 poin ke US$1,985.32 per troy ounce pada pukul 7.12 WIB. Adapun, harga emas Comex kontrak Desember 2023 juga menguat 0,33% atau 6,50 poin ke US$1,994 per troy ounce pada pukul 7.02 WIB.
Mengutip Kitco, Kamis (2/11) pasar emas masih berada di bawah tekanan karena The Fed tidak mengubah suku bunga dan hanya sedikit memberikan paduan kedepannya dalam kebijakan moneternya.
Diketahui bahwa The Fed mempertahankan suku bunga 5,25%-5,5% sebagai nada optimis terhadap perekonomian AS, walaupun pihaknya terus memperkirakan akan terjadi pelemahan.
Pasar emas tidak melihat banyak reaksi terhadap langkah yang sangat diantisipasi ini. Emas berjangka bulan Desember terakhir diperdagangkan pada US$1,988.50 per troy ounce, turun 0,29% hari ini.
Sebelumnya, mengutip Reuters, Kamis (2/11) harga emas sedikit berubah saat para investor menunggu keputusan kebijakan bank sentral AS, dengan fokus utama pada pidato Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, untuk petunjuk mengenai kebijakan suku bunga di masa depan.
Baca Juga
"Sebagian besar reli emas telah didorong oleh risiko geopolitik. Data AS yang melemah dan suku bunga yang lebih rendah dalam jangka panjang seharusnya menjadi faktor yang mendukung emas," jelas ahli strategi komoditas di TD Securities, Daniel Ghali.
Dia juga berpendapat bahwa dalam waktu dekat, harga akan diperdagangkan di kisaran US$2.000 per troy ounce.
Kemudian, berdasarkan survei, harga emas diperkirakan akan naik pada 2024 dari rata-rata 2023, di tengah spekulasi bahwa The Fed akan memulai pelonggaran kebijakan moneter dan setelah konflik Timur Tengah.
Dari hasil survei terhadap 30 analis dan para pedagang pada Oktober 2023, hasilnya menunjukan bahwa prediksi tengah-tengah harga emas sebesar US$1.986,5 per troy ounce untuk tahun 2024, naik dari prediksi US$1.925 untuk tahun ini.
Para responden telah sedikit menurunkan prediksi sejak bulan Juli 2023, di mana jajak pendapat serupa memprediksi rata-rata harga emas sebesar US$1,988 per troy ounce pada tahun 2024 dan US$1,944.5 pada tahun 2023.
"Ketegangan geopolitik yang meningkat di Timur Tengah akan terus mendukung emas dalam jangka pendek, meskipun kami tidak membayangkan tantangan berkelanjutan di atas US$2.000 per ons sampai bank sentral Barat, terutama Federal Reserve (AS) mengadopsi sikap yang lebih akomodatif," jelas analis Fastmarkets, James Moore.
Meskipun sebagian besar ekonom masih mengatakan bahwa Fed akan menurunkan suku bunga pada pertengahan tahun 2024, jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa hanya 55% yang mendukung skenario tersebut, dibandingkan dengan lebih dari 70% bulan lalu.
Minggu ini diketahui bahwa harga emas telah sedikit menurun setelah melampaui level kunci US$2.000 pada Jumat (27/10). Emas batangan telah naik lebih dari 7% pada Oktober 2023, dibantu oleh kuatnya permintaan safe haven karena meningkatnya konflik Timur Tengah.
Ahli strategi komoditas di WisdomTree, Nitesh Shah menuturkan bahwa emas memiliki sejarah panjang sebagai instrumen lindung nilai geopolitik dan telah menunjukkan reputasinya.
"Kembalinya [emas] ke rekor tertinggi hanya mungkin terjadi jika terjadi perlambatan parah pada perekonomian AS, yang mengarah ke resesi yang bertahan lebih lama dan lebih luas,” jelas Carsten Menke dari Julius Baer