Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai janji-janji yang diberikan calon presiden yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto dalam dokumen visi misinya belum bisa mengatasi tingkat pengangguran di Indonesia.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka di Indonesia Februari 2023 nyaris mencapai 8 juta orang. Belum lagi, pengangguran tertutup atau orang yang bekerja kurang dari waktu kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu).
Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo, Bob Azam, menyebut, jumlah pengangguran tertutup bahkan lebih besar, mencapai lebih dari 20 juta jiwa.
“Saya tidak melihat dari para capres atau cawapres strategi apa yang akan diambil untuk mengatasi hal tersebut,” kata Bob kepada Bisnis, Senin (30/10/2023).
Tingginya angka pengangguran terdidik juga menjadi perhatian Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
Pengangguran terdidik diartikan sebagai seseorang yang tengah mencari pekerjaan atau tidak bekerja, tetapi memiliki gelar minimal di tingkat SMA atau sederajat.
Baca Juga
Menurut tingkat pendidikannya, BPS pada 2022 mencatat tingkat pengangguran terbuka tertinggi ditempati oleh lulusan SMA kejuruan sebesar 9,42%. Angka tersebut menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 11,13%.
Menyusul SMA kejuruan, SMA umum tercatat sebesar 8,57%, diikuti SMP 5,95%, Universitas 4,80%, Diploma I/II/III 4,59%, dan tidak/belum pernah sekolah/belum tamat dan tamat SD sebesar 3,59%.
“Artinya kita harus menghadirkan pekerjaan berkualitas,” ujarnya.
Di samping itu, dia berharap isu lapangan kerja tidak hanya digaungkan pada saat Pemilihan Umum (Pemilu) saja. Namun menjadi indikator kinerja (key performance indicator/KPI) keberhasilan pemerintahan yang dimonitor dan diperbaharui secara berkala.
Sebagaimana diketahui, ketiga capres dalam dokumen janji politiknya menyoroti soal penciptaan lapangan kerja sebagai upaya untuk menekan angka pengangguran di Indonesia.
Anies misalnya menargetkan penciptaan minimal 15 juta lapangan pekerjaan baru, termasuk pekerjaan hijau (green jobs) pada 2025-2029, jika terpilih memimpin Indonesia.
Upaya-upaya yang ditempuh untuk memenuhi target tersebut diantaranya dengan menciptakan lapangan kerja berkualitas di seluruh sektor termasuk di sektor industri manufaktur, guna menurunkan tingkat pengangguran terbuka dari 5,45% pada Februari 2023 menjadi 5,3%-4,0% pada 2029.
Sementara itu, Ganjar menargetkan sedikit lebih banyak lapangan pekerjaan baru. Dia menargetkan sebanyak 17 juta lapangan kerja baru tercipta jika dipercaya memimpin Indonesia lima tahun ke depan.
Ganjar juga berkomitmen untuk memangkas jumlah pengangguran hingga mencapai tingkat penyerapan tenaga kerja normal, agar semua rakyat cepat mendapatkan pekerjaan. Kendati begitu, dia tak memerinci lebih jauh terkait hal ini.
Berbeda dengan Anies dan Ganjar, Prabowo dalam dokumen janji politiknya tak mematok target dalam penciptaan lapangan kerja. Prabowo berjanji untuk menciptakan lapangan kerja yang berkualitas, di antaranya, mendorong perusahaan untuk menempatkan angkatan kerja berusia 18-24 tahun sebagai karyawan tetap melalui subsidi premi asuransi untuk pekerja selama 12 bulan.
Selanjutnya, menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya dengan mengutamakan tenaga kerja lokal, hingga memberikan bantuan dan insentif untuk membuka usaha.