Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terlilit Utang Jumbo, Bos Evergrande Tak Lagi Berstatus Miliarder

Bos Evergrande Group, perusahaan properti raksasa asal China kini tak lagi tercatat sebagai miliarder.
Pemilik Evergrande Hui Ka Yan/Newsweek
Pemilik Evergrande Hui Ka Yan/Newsweek

Bisnis.com, JAKARTA - Bos Evergrande Group, perusahaan properti raksasa asal China kini tak lagi tercatat sebagai miliarder. Kekayaannya turun ke titik terendah imbas krisis utang yang didera Evergrande sejak 2021 senilai Rp4.500 triliun per Juni 2023. 

Dikutip dari Bloomberg, Minggu (29/10/2023) kekayaan pendiri Evergrande Group itu merosot hingga 98% menjadi US$979 juta atau setara dengan Rp15,6 triliun. Padahal, harta kekayaan Hui Ka Yan pada tahun 2017 tercatat sebesar US$42 miliar atau Rp669,6 triliun.

Tak sampai di sana, setelah kehilangan status miliardernya, taipan yang mendirikan Evergrande pada 1996 itu kini di tahan dan dalam masa penyelidikan polisi karena dugaan melakukan kejahatan ilegal terkait keuangan perusahaannya. 

Adapun, merosotnya kekayaan bersih Hui Ka Yan saat ini disebabkan pukulan besar fluktuasi harga saham Evergrande yang anjlok di Bursa Efek Hong Kong baru-baru ini di tengah krisis sektor real estat di Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir ini. 

Meski tak diketahui berapa besar kekayaannya yang dihasilkan dari Evergrande, tapi pria berusia 65 tahun ini disebut memegang kendali 60% saham di perusahaan tersebut, sekaligus pemegang saham terbesar. 

Laporan dari Business Insider menyebutkan, saham Evergrande telah kembali diperdagangkan di bursa pada Agustus setelah ditangguhkan selama 17 bulan sejak Maret 2022. 

Namun saham tersebut kembali ditangguhkan pada 28 September menyusul kabar bahwa Hui berada di bawah pengawasan polisi. Saham kembali diperdagangkan beberapa hari kemudian pada tanggal 3 Oktober 2023. 

Selama tiga tahun terakhir, saham Evergrande telah merosot sekitar 99% nilainya, memangkas miliaran dolar dari penilaian perusahaan. Saat ini, saham tersebut diperdagangkan dengan harga sen, setelah anjlok 86% sejak perdagangan dimulai kembali dua bulan lalu.

Untuk diketahui, Evergrande pernah menjadi pengembang terbesar kedua di Tiongkok sebelum akhirnya terperosok dalam krisis likuiditas sejak 2021 lalu hingga gagal membayar obligasi dolar luar negeri kala itu. 

Rakasa real estat ini juga dibebani utang US$300 miliar pada akhir 2022. Pemerintah China bersikeras agar Hui Ka Yan membayar utang perusahaan dengan kekayaan pribadinya. 

Untuk itu, Bos Evergrande ini menjual aset berupa rumah besar di London senilai US$227 juta dan vila senilai US$112 juta di Hong Kong. Bahkan, laporan Reuters menyarakan bahwa dia juga menjual kapal pesiar mewahnya seharga US$32 juta awal tahun ini untuk melunasi sebagian utangnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper