Bisnis.com, JAKARTA — Pasangan bakal calon presiden dan calon wakil presiden 2024 (capres-cawapres) Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) berencana untuk membentuk dana abadi atau resource endowment fund untuk riset energi baru terbarukan (EBT), insentif EBT, hingga peningkatan kualitas manusia.
Rencana itu tertuang dalam lembar Visi, Misi dan Program Anies & Muhaimin: Indonesia Adil Makmur Untuk Semua seperti dilihat Bisnis, Jumat (27/10/2023).
Rencananya, dana abadi itu bakal bersumber dari pendapatan sumber daya alam atau SDA seperti pendapatan dari mineral dan batu bara (minerba) hingga minyak dan gas (migas).
“Berasal dari pendapatan sumber daya alam (SDA), yang dialokasikan untuk riset EBT, peningkatan kualitas manusia, dan untuk memberikan insentif bagi penerapan EBT,” tulis Anies-Cak Imin.
Selain itu, Anies-Cak Imin ingin mendorong lebih jauh keterlibatan masyarakat dan komunitas untuk memproduksi EBT dan memasarkannya ke PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.
Nantinya, inovasi pembiayaan EBT akan diambil lewat pendekatan, seperti project development funding, viability gap financing, dan credit enhancement funding.
Baca Juga
“Memanfaatkan green financing dengan bunga yang kompetitif, dan merealisasikan peluang carbon trading dan bursa karbon guna mendapatkan sumber pendanaan murah dari luar negeri,” tulis Anies-Cak Imin.
Adapun, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga energi baru terbarukan (PLT EBT) telah mencapai 12,73 gigawatt (GW) per semester I/2023.
Kapasitas terpasang itu berasal dari daya PLT air sebesar 6,73 GW, PLT Bio 3,11 GW, PLT panas bumi 2,37 GW, PLT surya 322,6 megawatt (MW), PLT bayu 154,3 MW, serta PLT gasifikasi batu bara 30 MW.
Kementerian ESDM mencatat kapasitas sebesar 12,7 GW itu setara dengan 15 persen dari total pembangkit sebesar 84,8 GW.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendorong adanya skema pembiayaan berkelanjutan sekaligus saling menguntungkan untuk mengakselerasi transisi energi di kawasan Asia Tenggara atau Asean.
Inisiatif itu disampaikan Jokowi di hadapan pemimpin-pemimpin negara anggota Asean serta delegasi lainnya saat membuka Asean Indo-Pacific Forum di Jakarta, Selasa (5/9/2023).
“Pembiayaan yang berkelanjutan dan inovatif, Asean membutuhkan US$29,4 triliun untuk transisi energi,” kata Jokowi.
Proyeksi itu berasal dari riset International Renewable Energy Agency (IRENA) untuk jangka waktu sampai dengan 2050. Saat itu, negara-negara di kawasan Asia Tenggara diharapkan telah beralih 100 persen pada pembangkit listrik terbarukan.