Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa kondisi setiap Negara tengah menghadapi pelemahan ekonomi global yang salah satunya ditandai oleh melemahnya mata uang terhadap dollar Amerika Serikat (AS), termasuk rupiah.
Kendati demikian, Jokowi mengaku lantaran pertumbuhan ekonomi masih berada di atas 5%. Menurutnya Indonesia masih siap untuk menghadapi gejolak ekonomi dunia saat ini.
“Di tengah pelemahan ekonomi global kita mesti bersyukur growth kita masih di atas 5%. Kemudian kalo kita liat persentase depresiasi mata uang kita juga masih aman, aman untuk sektor riil, keuangan, dan aman untuk inflasi,” ujarnya di Acara BNI Investor Daily Summit 2023 di Plataran Hutan Kota Senayan, Selasa (24/10/2023).
Kendati demikian, orang nomor satu di Indonesia itu pun menyoroti bahwa pelemahan ekonomi global yang ditunggu tahun depan akan mengalami optimisme atau kenaikan ternyata kondisi di lapangan tidak selaras dengan harapan.
“Kebijakan kenaikan suku bunga yang tinggi dan dalam waktu yang lama oleh Amerika Serikat juga makin merumitkan utamanya Negara-negara yang berkembang, capital outflow lari balik ke Amerika Serikat, makin merumitkan kita semua,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, dia mengatakan bahwa pemerintah akan terus mengkalkulasi kondisi keuangan Negara. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ketahanan ekonomi Indonesia dapat bertahan hingga sejauh mana.
Baca Juga
“Kita betul-betul harus kita kalkulasi tahan sampai kapan, kalau APBN saya cek sampai Jumat, 13 Oktober kemarin Ibu Menteri Keuangan [Menkeu] Sri Mulyani masih pegang uang menurut saya masih gede bangetlah, kira-kira Rp616 triliun,” pungkas Jokowi.
Sekadar informasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka menguat ke level Rp15.864 pada perdagangan hari ini, Selasa (24/10/2023). Rupiah menguat bersama penguatan dolar AS.