Bisnis.com, JAKARTA — Sekretaris Jenderal Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) Riza Passiki berpendapat program government drilling yang diinisiasi pemerintah belum efektif menurunkan tingkat risiko investasi wilayah kerja panas bumi (WKP).
“Saya belum melihat bahwa hasil dari government drilling sudah memberikan dampak yang signifikan untuk menurunkan risiko eksplorasi,” kata Riza kepada Bisnis, Selasa (17/10/2023).
Riza mengatakan, terdapat tiga parameter utama yang menjadi penentu eksplorasi lapangan panas bumi. Ketiga acuan itu, di antaranya temperatur, permeabilitas, dan sifat kimia fluida dari hasil pengeboran.
“Sejauh ini government drilling hanya sebatas pengeboran slim hole yang sangat kecil kemungkinannya untuk bisa memberikan informasi yang akurat tentang tiga parameter itu,” kata dia.
Selain itu, kata dia, tingkat kegagalan pengeboran slim hole untuk bisa mencapai kedalaman di reservoir juga terbilang tinggi. Dengan demikian, pengeboran yang selama ini dilakukan pemerintah tidak efektif untuk mengurangi tingkat risiko investasi di sektor panas bumi saat ini.
“Tingkat keberhasilannya sangat rendah,” kata dia.
Baca Juga
Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan PT Pertamina Geothermal EnergyTbk. (PGEO) mundur dari penawaran lelang Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Nage, Ngada, Nusa Tenggara Timur.
Lapangan panas bumi yang dilelang bersamaan dengan WKP Way Ratai pada periode 21 Desember 2022 sampai dengan 20 Januari 2023 itu merupakan hasil program government drilling dari Badan Geologi Kementerian ESDM pada 2021.
“Telah dilakukan pelelangan terbuka pada WKP Nage dengan hasil terdapat penawaran dari PGE [Pertamina Geothermal Energy]. Namun, PGE tidak melanjutkan ke tahap berikutnya karena menganggap bahwa risiko eksplorasi masih tinggi,” kata Sekretaris Jendral Kementerian ESDM Dadan Kusdiana kepada Bisnis, Selasa (17/10/2023).
WKP Nage dengan luasan kerja 10.410 hektare (ha) itu memiliki cadangan terduga sebesar 46 megawatt ekuivalen (MWe), angka daya setrum itu diperoleh lewat hasil pemboran dua sumur slim hole program government drilling sebelumnya.
Selain WKP Nage, Kementerian ESDM saat ini turut menyiapkan WKP Cisolok Cisukarame untuk dilelang terbuka pada tahun ini. Lapangan panas bumi itu turut menjadi WKP hasil government drilling pada 2021.
Berdasarkan data Badan Geologi, Cisolok Cisukarame bersama dengan Awi Bengkok atau Gunung Salak dan Jampang menjadi tiga titik area di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat yang diduga memiliki cadangan panas bumi kurang lebih sekitar 750 MW.
Di sisi lain, Dadan menegaskan kementeriannya bakal meningkatkan kegiatan government drilling pada periode 2024 hingga 2025 untuk meningkatkan investasi pengembangan panas bumi mendatang.
“Pada 2024, terdapat kegiatan penyiapan lahan dan infrastruktur pada WKP Tampomas dan WKP Sipaholon Ria-Ria, dan juga melaksanakan evaluasi komprehensif untuk program government drilling,” kata dia.