Bisnis.com, JAKARTA - Pakar dari Universitas Gadjah Mada (UGM) memberikan tanggapannya soal viralnya impor beras plastik diduga asal China yang beracun dan sudah masuk RI.
Wakil Ketua Halal Center Universitas Gadjah Mada, Nanung Danar Dono menyebut berita viral soal beras plastik sudah tergolong meresahkan masyarakat. Dipastikan beras palsu yang terbuat dari plastik adalah informasi bohong alias hoaks.
"Jika hal itu sebagai informasi benar, maka saat beras dari plastik dikukus mustahil bisa mengembang atau berubah wujud menjadi nasi," katanya dikutip dari laman resmi UGM, Senin (16/10/2023).
Menurutnya, polimer plastik saat dipanaskan atau dikukus hanya akan berubah jadi plastik panas. Bahkan, jika terlalu panas ia akan mengkerut atau mengkeret, bukan malah mengembang.
Sebelumnya, informasi berupa foto dan video beras plastik dan beracun berdurasi kurang dari satu menit telah beredar luas di berbagai kanal media sosial sejak dua pekan terakhir, di antaranya ditemukan di Kabupaten Muara Enim, Kota Palembang, Sumatra Selatan dan Sumatra Utara.
Merespons hal tersebut, Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) meminta Satgas Pangan untuk menindaklanjuti secara hukum soal video viral yang beredar soal impor beras plastik diduga asal China yang beracun.
Baca Juga
Direktur Utama Bulog Budi Waseso atau Buwas meminta aparat penegak hukum dalam Satgas Pangan untuk mempidanakan penyebar informasi bohong terkait dengan beras plastik yang viral di berbagai kanal media sosial. Beberapa di antaranya ada yang mengatakan Bulog mengedarkan beras beracun atau beras plastik.
"Nah, ini pelanggaran hukum, kejahatan, seperti ini jangan hanya selesai minta maaf, harus ada tindak lanjut secara hukum," kata Buwas seperti dilansir dari Antara, Jumat (13/10/2023).
Buwas memastikan, semua informasi tersebut sama sekali tidak benar apalagi sampai dikatakan beras-beras yang disalurkan mengandung zat yang tidak layak dikonsumsi masyarakat.
Hal ini dianggap Buwas menjadi tuduhan serius terhadap pemerintah yang berjuang untuk rakyat, maka siapapun yang melakukan penyebaran informasi bohong harus bertanggungjawab.
Buwas yang merupakan mantan Kabareskrim Polri itu pun menegaskan bahwa beras impor dari negara asal yang masuk ke gudang Bulog sudah melalui beberapa kali proses pemeriksaan. Sebelum dimuat ke kapal di negara asal terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan oleh Surveyor Independent kemudian setelah sampai di Indonesia dilakukan pemeriksaan lagi oleh Badan Karantina Indonesia.
Selain itu, lanjutnya, rencana impor beras 1 juta ton dari China saat ini baru di tahap penjajakan.