Bisnis.com, JAKARTA – Dana Moneter Internasional atau IMF memproyeksikan rasio utang publik global terhadap PDB akan kembali meningkat pada 2023 dan terus meningkat sebesar 1% per tahun.
Mengacu IMF Fiscal Monitor, hal tersebut tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan sebelum pandemi Covid-19. Dalam laporan IMF tersebut, pada 2019 rasio utang untuk negara maju atau advanced economies mendekati neraca keseimbangan.
“Penyesuaian fiskal diperlukan dalam jangka menengah untuk membangun kembali penyangga fiskal. Namun, hal ini menyisakan sumber daya yang terbatas untuk mencapai tujuan iklim dalam banyak hal,” tulis IMF, dikutip Jumat (13/10/2023).
Mengandalkan sebagian besar pada langkah-langkah berbasis pengeluaran untuk mencapai net zero emission pada pertengahan abad ini, akan meningkatkan rasio utang publik terhadap PDB secara tajam dan membahayakan keberlanjutan utang.
IMF memproyeksikan setidaknya untuk lima tahun ke depan atau hingga 2028, rasio utang global terhadap PDB meningkat menuju tingkat 140% untuk Amerika Serikat yang mewakili negara maju. Sementara untuk China yang mewakili emerging market, diproyeksikan akan menuju level 120% terhadap PDB.
Melansir dari Reuters, secara umum laporan tersebut menunjukkan bahwa total utang publik dan swasta non-keuangan AS dan China terhadap PDB telah mencapai sekitar 270% dari PDB, dengan AS mencapai 30% dari total global dan China 20%.
Baca Juga
Direktur Urusan Fiskal IMF Vitor Gaspar mengatakan bahwa tantangan bagi Amerika Serikat adalah defisit anggaran yang terus meningkat dan terus bertambah.
Kantor Anggaran Kongres (Congressional Budget Office/CBO) memproyeksikan defisit AS akan mendekati tingkat era pandemi pada akhir dekade ini tanpa perubahan undang-undang pajak dan pengeluaran, yang disebabkan oleh meningkatnya biaya perawatan kesehatan, pensiun, dan bunga utang.
"Dengan kecepatan yang diproyeksikan, rasio utang publik di AS akan berada di atas 140 persen dari PDB pada akhir dekade ini, dibandingkan dengan 110 persen pada 2022," ujar Gaspar.