Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan bahwa produksi gas dari proyek Kilang Gas Alam Cair (LNG) Abadi Blok Masela telah memiliki calon pembeli, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Bahkan, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, calon pembeli dari luar negeri sudah meminta dua kali lipat dari rencana produksi Blok Masela
Produksi Blok Masela diestimasikan dapat mencapai 1.600 juta kaki kubik per hari (MMscfd) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun MTPA dan gas pipa 150 MMscfd, serta 35.000 barel kondensat per hari (bcpd).
“Kemudian, yang luar negeri itu yang minta saja sudah dua kali lipat dari rencana produksi,” kata Tjip sapaan akrabnya saat ditemui di Kementerian ESDM, Kamis (12/10/2023).
Selain itu, Tjip menyebut, sudah ada calon pembeli dari dalam negeri yang menyampaikan komitmennya untuk membeli gas dari Blok Masela, yakni PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
“Domestik itu dari 9 juta [LNG] minimum 3 juta lebih sudah mengambil PGN dan PLN,” ujarnya.
Baca Juga
Adapun, Blok Masela merupakan salah satu prospek ladang migas terbesar di Indonesia. Proyek yang diperkirakan menelan biaya investasi hingga US$19,8 miliar itu menjadi aset pengelolaan gas terbesar kedua dari Inpex, setelah Ichthys LNG Project di Australia.
Berdasarkan catatan Bisnis, proyek Blok Abadi Masela itu bakal menutupi lebih dari 10 persen kebutuhan impor LNG tahunan Jepang nantinya. Di sisi lain, proyek itu juga diharapkan dapat menjaga ketahanan pasokan energi di Indonesia, Jepang, dan beberapa negara Asia lainnya.
Selepas divestasi hak partisipasi Shell di Blok Masela rampung Juli 2023 lalu, komposisi kepemilikan saham pada proyek strategis nasional itu beralih pada Pertamina dengan 20 persen hak partisipasi, 15 persen dipegang Petroliam Nasional Berhad atau Petronas. Saham mayoritas 65 persen dipegang Inpex sekaligus bertindak sebagai operator.