Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta revisi rencana pengembangan lapangan (PoD) proyek LNG Abadi Blok Masela dari Inpex Masela Ltd dan konsorsium PT Pertamina (Persero) dapat selesai bulan ini.
Arifin mengatakan, revisi PoD itu menjadi krusial untuk percepatan penyelesaian proyek yang telah lama mundur akibat beberapa kali penyesuaian rencana pengembangan lapangan.
“Mudah-mudahan bulan ini sudah bisa diserahkan ke SKK Migas, nanti dibahas tentu saja melakukan percepatan sepanjang memang keekonomiannya juga masih bisa,” kata Arifin selepas menghadiri rapat terbatas soal evaluasi proyek strategis nasional (PSN) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/10/2023).
Arifin menuturkan, poin penting yang masih terus dibahas dalam rencana pengembangan ladang gas Masela itu berkaitan dengan pemasangan fasilitas penangkapan karbon.
Khususnya, kata Arifin, selepas Konsorsium Pertamina dan Petronas Masela Sdn. Bhd. bergabung mengempit hak partisipasi 35 persen menggantikan mitra Inpex sebelumnya, Shell Upstream Overseas Services (I) Limited (SUOS).
“Itu paling utama, memang harus ada special effort untuk percepatan ya, itu mungkin kita harus bahas,” kata dia.
Baca Juga
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widywati mengatakan, pemerintah meminta proyek LNG Abadi Blok Masela dapat on stream pada 2029.
Target on stream yang diminta pemerintah itu lebih cepat 2 tahun dari proposal terakhir yang disampaikan operator Blok Masela, Inpex Masela Ltd dan Shell pada rentang tahun 2031 sampai dengan 2032 selepas revisi rencana pengembangan lapangan (PoD) pemasangan fasilitas penangkapan dan penyimpanan (CCS) yang disampaikan April 2023.
“Harapannya pemerintah, mulai on stream 2029, jadi tentu tantangan luar biasa kalau dari jadwal awal Inpex dan Shell itu mereka target 2031 sampai dengan 2032,” kata Nicke saat ditemui di sela-sela agenda IPA Convex, BSD Tangerang, Selasa (25/7/2023).
Selepas akuisi hak pengelolaan Shell itu, Nicke mengatakan, perseroannya tengah berkoordinasi intensif bersama dengan Inpex dan Petronas untuk mempercepat upaya pengerjaan ladang gas terbesar di Indonesia yang telah lama terbengkalai tersebut.
“Kami melakukan upaya bersama dengan Inpex dan Petronas dan pemerintah untuk bersama-sama mengakselerasi proyek ini agar segera bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan gas dalam negeri,” ujar dia.