Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 6 persen – 7 persen dalam upaya menjadi negara maju, butuh akselerasi dari sektor industri pengolahan atau manufaktur.
Dirinya melihat, Indonesia harus mengerek kontribusi industri pengolahan terhadap produk domestik bruto (PDB) dari posisi saat ini 18 persen, menjadi setidaknya 25 persen.
Saat ini Indonesia memiliki tugas untuk menaikkan dan menjaga pertumbuhan ekonomi di level 6 persen – 7 persen jika ingin menjadi negara maju pada 2045.
“Indonesia membutuhkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi itu,kontriubsi industri naik dari 18 persen ke 25 persen,” ujarnya usai acara HSBC Summit 2023 di Jakarta, Rabu (11/10/2023).
Faktanya, sektor tersebut menjadi kontributor terbesar dalam PDB Indonesia dan menjadi leading sector.
Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), industri tersebut memiliki kontribusi terbesar, yaitu 18,25 persen terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal II/2023 yang sebesar 5,17 persen (year-on-year/yoy).
Baca Juga
Sektor tersebut bahkan tercatat berhasil tumbuh positif sebesar 4,88 persen (yoy) pada periode tersebut.
Adapun, isu deindustrialisasi masih menjadi ancaman karena menyebabkan kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB menurun.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengungkapkan secara tren sejak 2005, semula kontribusi di angka 27,41 persen. Kini per 2022 berada di level 18,34 persen.
Untuk itu pemerintah mendorong proses industrialisasi antara lain, melalui penyederhanaan regulasi, penguatan kepastian hukum, penguatan persaingan usaha, termasuk kelembagaan persaingan usaha.
Suharso juga menargetkan pada 2045 mendatang sektor manufaktur Indonesia dapat berkontribusi terhadap PDB sebesar 28 persen.
Bahkan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, industri pengolahan menjadi motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sektor tersebut antara lain industri berbasis sumber daya alam (SDA), industri dasar, industri berteknologi menengah-tinggi, industri barang konsumsi berkelanjutan, industri dengan basis inovasi dan riset, serta industri kreatif.