Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mendorong para pedagang untuk belajar memanfaatkan platform daring atau online seiring dengan dilarangnya peredaran barang-barang impor murah di e-commerce.
Pernyataan tersebut disampaikan Zulhas untuk merespons permintaan sejumlah pedagang di sebuah pusat perbelanjaan tradisional yang mendesak pemerintah untuk menutup platform e-commerce seperti Shopee dan Lazada.
“Ya itu keniscayaan, justru pedagang yang harus belajar online,” kata Zulhas kepada awak media di ITC Cempaka Mas, Jakarta Pusat, Selasa (10/10/2023).
Zulhas mengatakan, pemerintah akan memberikan pelatihan kepada para pelatihan agar mampu memanfaatkan platform digital sebagai sarana pemasaran.
Sementara itu, Shopee telah resmi menghentikan penjualan produk dari merchant luar negeri sebagai tindak lanjut dari terbitnya Permendag No.31/2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha Dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik.
Menurut Zulhas, kesempatan tersebut dapat dimanfaatkan pelaku UMKM untuk memasarkan produknya di platform tersebut.
Baca Juga
“Kemarin saya baca lagi Shopee ikut pemerintah bahkan Shopee tidak menjual barang impor lagi. Nah berarti toko-toko ini kan bisa jualan di Shopee, bisa jual di tempat lain,” tuturnya.
Pelatihan untuk pedagang sudah dilakukan pemerintah sejak Mei 2020. Adapun program tersebut bernama Gerakan Nasional (Gernas) Bangga Buatan Indonesia (BBI).
Direktur Bina Usaha Perdagangan Kemendag Septo Soepriyatno menambahkan, pemerintah menargetkan transformasi digitalisasi 30 juta pelaku UMKM hingga 2024. Adapun hingga saat ini, sudah ada sekitar 25 juta pelaku usaha yang dilatih pemerintah.
“Jadi kita akan melatih para pedagang biar terbiasa berjualan secara online,” kata Septo.
Pelatihan yang diberikan cukup beragam. Mulai dari foto produk yang akan diunggah, membranding produk, hingga peningkatan kualitas produk seperti kemasan dan packaging.