Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki membantah bahwa pemisahan media sosial TikTok dan TikTok Shop akan merugikan para penjual yang menjajakan dagangannya di platform tersebut.
Hal tersebut disampaikan Teten dalam unggahan Instagram resminya @tetenmasduki_, Rabu (27/9/2023).
“Kata siapa kalau TikTok medsos dipisah dengan TikTok Shop akan merugikan para seller?” tulis Teten, dikutip Kamis (28/9/2023).
Menurutnya, para penjual masih bisa menaikkan konten promosinya di media sosial TikTok sehingga tidak ada lagi shadow banned.
Selain itu, para penjual dapat mengarahkan calon konsumen ke platform lain seperti Whatsapp, toko online, landing page atau kemana pun yang diinginkan penjual. Artinya, pilihan penjual untuk melakukan transaksi menjadi lebih banyak.
“Jangan mau dibodoh-bodohin lah. Pembelinya juga nggak bakal kesulitan, hanya tinggal klik link out-nya, checkout, beres deh,” ujarnya.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, pemerintah baru saja menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.31/2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha Dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik. Aturan tersebut menjadi payung hukum bagi UMKM dan menciptakan equal playing field dalam perdagangan di Indonesia.
Salah satu yang diatur dalam beleid itu yakni tidak boleh lagi ada penyatuan bisnis antara media sosial dan e-commerce atau social commerce. Social commerce hanya diperbolehkan sebagai sarana untuk memberikan penawaran barang dan atau jasa.
“PPMSE dengan model bisnis Social commerce dilarang memfasilitasi transaksi pembayaran pada Sistem Elektroniknya,” demikian bunyi Pasal 21 ayat 3, dikutip Kamis (28/9/2023).
Sementara itu, di unggahan Teten hari ini, Kamis (28/9/2023), dia menuturkan bahwa 56 persen revenue perdagangan online di Indonesia dinikmati oleh asing. “Produk yang dijual 90 persen impor,” ungkapnya.
Berkaca dari kenyataan tersebut, Teten menilai pemerintah perlu mengambil langkah cepat untuk mengatur hal tersebut. Sebab jika dibiarkan, dampak ekonomi dan sosialnya sangat besar.
Jika produksi dalam negeri bisa lumpuh, maka pengangguran meningkat dan daya beli masyarakat menurun, sehingga dia meminta semua orang untuk menyadari bahaya tersebut.
“Ini kepentingan bersama sebagai bangsa. Kita bukan bangsa bodoh,” tegasnya.