Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkop UKM Teten Masduki: Tanah Abang Bisa Mati

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki ceritakan pengalamannya bertemu UMKM di Tanah Abang yang kondisinya miris.
Menkop UKM Teten Masduki meninjau pedagang pakaian di Pasar Tanah Abang Blok A, Selasa (19/9/2023)
Menkop UKM Teten Masduki meninjau pedagang pakaian di Pasar Tanah Abang Blok A, Selasa (19/9/2023)

Bisnis.com, JAKARTA — Meski berada di jantung kota hingga jadi ikon Kota Jakarta, Pasar Tanah Abang tak luput menjadi sepi dihunjam gempuran pedagang online.

Nyatanya, tak hanya mal besar yang jadi sepi karena adanya kehadiran e-commerce dan social commerce. Pedagang kecil UMKM di Pasar Tanah Abang juga jadi korban.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menceritakan kisahnya 'blusukan' ke Pasar Tanah Abang, yang miris karena semakin sepi.

"Bisa-bisa sebentar lagi mati ini dan ini bukan sementara, bisa permanen kalau kita tidak segera membatasi arus barang masuk dari luar, consumer goods seperti produk fashion kosmetik dan lain sebagainya dengan harga yang sangat murah," ungkapnya dalam UMKM Digital Summit 2023, Kamis (21/9/2023).

Teten mengungkapkan salah satu yang menjadi penyebab adalah ekonomi China yang sekarang sedang mengalami pelemahan sehingga daya beli di sana menurun.

Kemudian, produknya mengalir ke negara-negara lain, termasuk Indonesia menjadi sasaran tujuan dari produk yang memang dibuang keluar China, karena Indonesia termasuk pasar yang besar dan juga pertumbuhan ekonominya selama tujuh triwulan terus-menerus 5 persen.

"Jadi ini bukan persoalan bahwa mereka para pedagang di Tanah Abang yang tidak melakukan transformasi digital. Mereka juga berusaha menjual secara online juga mereka sudah jualan cara online bahkan saya lihat kemarin mereka coba bikin live shopping saya saksikan saya lihat nggak ada yang nonton itu, paling cuma 1-2 orang," ungkap Teten.

Dia menegaskan agar tak menambah tekanan kepada para pedagang kecil bahwa mereka tidak melakukan transformasi digital dan shifting berjualan ke online. 

Namun, yang menjadi masalah adalah karena ada produk dari luar yang begitu murah dijual dengan predatory pricing di marketplace sehingga produk-produk lokal tidak bersaing.

Teten juga mengungkapkan, sekaratnya nyawa pedagang kecil dan UMKM tak hanya di Tanah Abang, tapi juga di berbagai daerah.

"Sehabis dari Tanah Abang, saya ditelepon oleh produsen produk pakaian jadi di Bandung. Mereka bilang sudah lama tutup dan tidak berproduksk cuma ada sedikit peluang ada pesanan karena ini sedang musim politik jadi masih bisa bikin baju partai," kata dia.

Teten mengungkapkan, ke depan pemerintah akan menegakkan aturan terkait masalah predatory pricing dari produk luar negeri. 

"Masalahnya adalah barang yang begitu murah. Nanti saya akan check apa balang ini ilegal atau karena tarif bea masuk kita terlalu murah hingga membunuh UMKM lokal ini, supaya di bawah tetap bisa ada denyut nadi," tambahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper