Bisnis.com, JAKARTA – Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) meneken Letter of Intent (LoI) bersama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI) dalam membantu percepatan transisi energi, dengan bantuan dana total US$910 juta atau sekitar RP14,1 triliun.
AIIB berkomitmen untuk menyediakan pembiayaan, bantuan teknis, dan dukungan pengembangan kapasitas yang sangat dibutuhkan untuk mempercepat transisi energi Indonesia, termasuk pembiayaan untuk sistem transmisi di Sumatra.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menyaksikan langsung penandatanganan LoI tersebut dalam ajang AIIB Annual Meeting ke-8 di Mesir, Selasa (26/9/2023), menuturkan perkiraan biaya untuk kedua perusahaan tersebut sebesar US$657 juta untuk 2024-2026 dan tambahan US$213 juta pada 2023.
“Salah satu unsur penting dalam implementasi LoI tersebut adalah urgensi realisasi pembiayaan dan dimulainya proyek di lapangan oleh semua pihak yang terlibat dalam waktu dekat,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (26/9/2023).
Sri Mulyani berharap adanya kerja sama ini akan mampu membantu Indonesia mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, menciptakan lapangan kerja dan peluang ekonomi baru. Selain itu juga meningkatkan lingkungan bagi masyarakat dan berkontribusi pada agenda global perubahan iklim.
Adapun, Indonesia memiliki komitmen memenuhi Nationally Determined Contribution (NDC) 31,89 persen dengan upaya sendiri dan 43,2 persen dengan bantuan internasional, pada 2030 dan net zero emissons pada 2060 atau lebih cepat. Untuk itu, butuh percepatan proses transisi energi menuju terbarukan.
Baca Juga
Bendahara Negara tersebut menjelaskan bahwa adanya LoI antara AIIB dengan PT PLN dan PT SMI akan membantu Indonesia mencapai tujuan tersebut dengan menyediakan kerangka kerja untuk kerja sama di sejumlah bidang.
Pertama, menyediakan dukungan keuangan untuk proses transisi energi Indonesia, termasuk pengembangan jaringan transmisi dan distribusi untuk energi terbarukan; mendukung proyek energi terbarukan dan bahan bakar transisi; serta mempromosikan kendaraan listrik dan infrastruktur pengisian daya.
Kedua, mengoperasikan platform negara Energy Transition Mechanism (ETM) Indonesia yang telah dihasilkan dalam masa Presidensi G20 Indonesia 2022, melalui penyediaan pembiayaan jangka panjang yang melengkapi dan terhubung dengan upaya nasional dan multilateral lainnya yang sudah ada, seperti Just Energy Transition Partnership/Platform Transisi Energi yang Adil (JETP) Indonesia.
Ketiga, menjajaki kolaborasi terkait dengan transisi energi di Indonesia yang mencakup penyiapan proyek, berbagi pengetahuan, pengembangan kapasitas, dan bantuan teknis. Terakhir, membentuk mekanisme penghubung untuk pelaksanaan kerja sama operasional.
Sebelumnya AIIB dan Indonesia sudah bekerja sama dengan total dana pembiayaan pembangunan yang telah disetujui sebesar US$3,1 miliar dan proyek-proyek yang sudah dalam tahap persiapan dengan nilai total US$4,3 miliar.
“Harapannya bahwa LoI ini akan memainkan peran penting dalam membantu Indonesia mencapai tujuan transisi energi,” tutupnya.