Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

H+600 Perang Lawan Rusia, Benarkah Ukraina Bangkrut?

Perang Rusia dengan Ukraina telah berjalan hampir 600 hari sejak 24 Februari 2022. Berikut kondisi perekonomian dari negara tersebut.
Presiden AS Joe Biden berjabat tangan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Istana Mariinsky di Kyiv, 20 Februari 2023/Bloomberg/AFP/Getty Images
Presiden AS Joe Biden berjabat tangan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Istana Mariinsky di Kyiv, 20 Februari 2023/Bloomberg/AFP/Getty Images

Bisnis.com, JAKARTA - Perang Rusia dengan Ukraina telah berjalan hampir selama 600 hari sejak 24 Februari 2022.

Bahkan, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin mengutarakan bahwa sebenarnya perang telah berlangsung sejak 2014. Lantas, bagaimana perekonomian negara Ukraina saat ini? 

Vasyl menuturkan bahwa situasi ekonomi Ukraina memburuk sejak agresi besar pada 2014-2016. Ukraina mengalami bencana besar sehingga tidak memiliki uang ataupun cadangan sama sekali. 

“Kami mengalami bencana besar dalam perekonomian kami, karena presiden sebelumnya melarikan diri dengan semua uang ‘dalam tas’ dan barang-barang, sehingga kami (Ukraina) tidak memiliki uang, tidak ada ekonomi, cadangan emas, apapun itu,” tuturnya kepada Bisnis, saat ditemui dalam acara diskusi FPCI bertema “Ukraine Behind the Scenes” pada Senin (25/9/23).

Ukraina kemudian berupaya untuk mengembalikan ekonomi ke keadaan normal dengan mencoba menstabilkan sistem moneter. 

Namun, sejak agresi, 30 persen ekonomi mengalami kerusakan atau hancur, sehingga Ukraina menghadapi tantangan yang serius. 

Vasyl menuturkan bahwa berkat dua faktor Ukraina masih dapat bertahan. Pertama, adalah dukungan dari lembaga internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, bank-bank Eropa dan bantuan dari mitra-mitra. 

Kedua, adalah banyaknya bisnis Ukraina yang mengalami restrukturisasi, reorganisasi dan memulai bisnis baru dengan tujuan untuk menjalankan perekonomian.

Hal ini berlaku untuk usaha mikro, kecil dan menengah, bukan usaha besar karena terkait dengan ketergantungan geografis yang juga sangat besar. 

"Ini seperti ratusan ribu bisnis yang dimulai sejak agresi karena orang-orang harus hidup. Orang-orang harus bertahan. Orang-orang harus menjaga agar ekonomi tetap berjalan,” ungkapnya. 

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa banyak warga Ukraina yang pindah dari wilayah yang diduduki ke wilayah utama, dan mereka menemukan pekerjaan baru, menghasilkan uang, memproduksi dan menyediakan layanan. 

“Ekonomi berjalan, meskipun tidak sejauh yang kami harapkan. Namun cukup memuaskan,” jelas Vasyl. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper