Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Beras Meroket, Petani Curhat Cuma Bisa Gigit Jari

Petani mengeklaim cuma bisa gigit jari tidak bisa menikmati dampak saat harga beras meroket dalam beberapa hari terakhir.
Petani padi melakukan pemupukan di lahan sawahnya dengan pupuk urea bersubsidi. istimewa
Petani padi melakukan pemupukan di lahan sawahnya dengan pupuk urea bersubsidi. istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Serikat Petani Indonesia (SPI) cuma bisa gigit jari karena tidak merasakan dampak positif saat harga beras yang meroket selama beberapa hari terakhir.

Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Senin (25/9/2023) pukul 14.04 WIB, harga beras medium menunjukkan tren peningkatan. Tercatat harga beras medium hari ini naik 0,08 persen menjadi Rp13.140 per kilogram.

Adapun harga beras di atas Rp13.000 per kilogram ini sudah terjadi sejak Jumat (22/9/2023) dan terus bergerak naik hingga hari ini bahkan melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah dalam Perbadan No. 7/2023 di kisaran Rp10.900 hingga Rp11.800 per kilogram untuk beras medium.

“Petani tidak begitu banyak menikmati [dari kenaikan harga beras],” kata Sekretaris Umum Serikat Petani Indonesia Agus Ruli Ardiansyah saat ditemui di sekitaran Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, Senin (25/9/2023).

Terdapat sejumlah alasan yang menyebabkan para petani tidak menikmati kenaikan harga beras yakni biaya produksi yang cukup tinggi dan produksi gabah yang sangat rendah, apalagi dengan hadirnya El Nino.

Akibatnya, para petani tidak bisa menikmati secara maksimal harga gabah yang saat ini disebut-sebut cukup tinggi. Di lain sisi, petani merupakan konsumen dari komoditas pangan itu sendiri sehingga naiknya harga beras di pasaran cukup memberatkan petani.

Oleh karena itu, mereka mendesak untuk segera menjalankan kedaulatan pangan, yang selama ini digaungkan pemerintah. Misalnya, dengan menyiapkan kawasan-kawasan pangan yang berbasis koperasi dan keluarga petani.

Ketua Bidang Infokom dan Propaganda Partai Buruh Kahar S. Cahyono juga meminta pemerintah untuk melakukan penyelidikan kepada perusahaan-perusahaan besar yang diduga melakukan penimbunan beras. Sebab, tindakan tersebut memicu terjadinya lonjakan harga di pasar rakyat.

“Ini menjadi hal yang krusial,” pungkasnya.

Sebagai informasi, dalam aksi unjuk rasa yang digelar hari ini, Senin (25/9/2023), Partai Buruh dan SPI salah satunya menuntut pemerintah untuk menurunkan harga beras dan sembako lainnya. Tuntutan tersebut akan langsung disampaikan para buruh dan petani di depan Kantor Pusat Perum Bulog, Jakarta Pusat, Senin (25/9/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper