Bisnis.com, JAKARTA — Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi dikhawatirkan akan mendorong masyarakat untuk beralih membeli jenis BBM khusus penugasan, Pertalite. Realisasi penyaluran BBM yang mendapat kompensasi pemerintah itu pun kini telah mencapai 60,92 persen dari kuota 2023.
PT Pertamina Patra Niaga melaporkan, penyaluran JBKP Pertalite sepanjang Januari hingga Agustus 2023 telah mencapai 19,8 juta kiloliter atau telah mencapai 60,92 persen dari kuota yang ditetapkan tahun ini di angka 32,5 juta kl.
Sementara itu, penyaluran jenis BBM tertentu (JBT) Solar telah mencapai 11,3 juta kl atau 68,07 persen dari keseluruhan alokasi tahun ini yang ditetapkan sebesar 16,6 juta kl.
“Pertamina Patra Niaga telah menyalurkan 19,8 juta kiloliter dari kuota 32,5 juta kiloliter untuk Pertalite dan 11,3 juta kiloliter dari kuota 16,6 juta kiloliter untuk Solar subsidi,” kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting saat dihubungi, Senin (25/9/2023).
Irto mengatakan, perseroan terus menyampaikan dinamika harga minyak mentah serta keekonomian produk kepada pemerintah untuk menghitung potensi biaya kompensasi dan subsidi untuk dua produk bahan bakar tersebut.
Adapun, mengutip data Bloomberg, Rabu (20/9/2023), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk kontrak Oktober 2023 menembus US$90,61 per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent menembus US$93,42 per barel.
Baca Juga
Harga minyak WTI tersebut terekam terus mengalami kenaikan sejak akhir Juni yang sempat berada di level US$69 per barel. Situasi serupa juga terjadi pada minyak Brent, yang pada akhir Juni sempat parkir di level US$72 per barel.
Tren kenaikan harga minyak mentah tersebut diperkirakan masih akan berlanjut. Setidaknya dalam kurun 12 bulan ke depan.
“Kami di Pertamina Patra Niaga secara berkala melaporkan tren terkini untuk harga minyak atau produk sebagai acuan penghitungan harga keekonomian sebuah produk termasuk Pertalite dan Solar yang dikompensasi dan subsidi pemerintah,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menegaskan pemerintah bakal tetap menahan harga Pertalite di tengah rebound harga minyak mentah dunia.
Arifin mengatakan pemerintah mewaspadai potensi migrasi pembelian BBM nonsubsidi ke Pertalite nantinya. Arifin mengkhawatirkan migrasi itu justru akan meningkatkan konsumsi bahan bakar yang selama ini dikompensasi pemerintah sebagai dampak naiknya harga BBM nonsubsidi.
“Yang nonsubsidi kan sudah pada naik tuh, ini juga nanti akan mendorong memakai yang Pertalite kan, kita harapkan, kita imbau supaya jangan masuk sektor subsidi,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (15/9/2023).
Dia meminta masyarakat mampu untuk tetap membeli BBM nonsubsidi kendati terjadi penguatan harga pada lini produk komersial tersebut. Dengan demikian, dia menyatakan anggaran subsidi dan kompensasi pemerintah tetap terjaga hingga akhir tahun nanti.
“Karena juga yang berkendara kan banyak dari segmen mampu, seharusnya bisa lah konsumsi BBM yang lebih ramah lingkungan,” ujarnya.