Bisnis.com, JAKARTA - Goodyear Tire & Rubber mengumumkan bahwa perusahaannya berencana untuk melakukan pemotongan sebanyak 700 pekerjaan dan menjual sekitar 100 toko ritel dan lokasi armada dalam rencana restrukturisasi segmen Asia Pasifik.
Mengutip Reuters, Minggu (24/9/2023) Perusahaan mengatakan bahwa langkah ini dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan operasional dalam segmen ini, sekitar US$50-55 juta pada 2025.
Selain itu, Goodyear juga menambahkan bahwa rencana tersebut dapat meningkatkan profitabilitas operasional mereka di Australia dan Selandia baru. Perusahaan juga akan
Langkah ini diharapkan akan meningkatkan pendapatan operasional segmen ini sekitar $50 juta hingga $55 juta pada tahun 2025, kata produsen ban ini, sambil menambahkan bahwa rencana ini juga akan meningkatkan profitabilitas operasional mereka di Australia dan Selandia Baru. Goodyear juga akan menutup sembilan lokasi gudang. Hal ini terlihat dalam pengajuan regulasi.
Keputusan ini diketahui mengikuti keputusan yang serupa, yang diumumkan oleh perusahaan pada bulan yang sama untuk Eropa, Timur Tengah dan Afrika yang mengakibatkan pemotongan sebesar 1.200 pekerjaan.
Kemudian, perusahaan juga mengatakan bahwa rencana yang telah disetujui, yang merupakan bagian dari upaya restrukturisasi yang lebih luas akan selesai pada akhir 2024. Biaya sebelum pajak diperkirakan antara US$55-$65 juta.
Baca Juga
Sebelumnya, berdasarkan catatan Bisnis pada Senin (11/9) Goodyear telah menyepakati rencana rasionalisasi dan reorganisasi tenaga kerja di wilayah Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, dengan 1.200 karyawan akan mengalami PHK.
Elliott Investment Management, manajer invetasi asal AS yang memiliki sekitar 10 persen saham Goodyear sebelumnya, mengkritisi produsen ban tersebut karena performanya tertinggal dari pesaingnya seperti Michelin dan Bridgestone.
Manajer investasi tersebut mengkritisi mismanagement yang dilakukan oleh Goodyear, dan mendorong perusahaan tersebut melakukan peninjauan operasional dan penjualan tokonya.
“Kami terdorong oleh keterbukaan Goodyear dalam mengambil tindakan yang diperlukan untuk mewujudkan potensi penuhnya,” kata para eksekutif Elliott dalam sebuah pernyataan.
Goodyear juga mengalami kerugian 73 sen per saham pada kuartal II/2023, berbalik dari laba 58 sen per saham pada periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
Mengutip laman Goodyear Indonesia, Minggu (24/9), Goodyear merupakan produsen ban terbesar di dunia dengan lebih dari 63.000 pekerja, dengan pabrik produksi sejumlah 46 unit di 21 negara.
Goodyear di Indonesia sendiri semula didirikan dengan nama N.V.Goodyear Tire & Rubber Company Limited dan kemudian berubah menjadi PT Goodyear Indonesia pada tahun 1977. Goodyear Indonesia melantai di bursa pada 10 November 1980 dengan kode saham GDYR.