Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PM Vietnam Minta ke Yellen Akses Pasar AS yang Lebih Baik

Perdana Menteri Vietnam kembali menekankan permintaannya untuk akses pasar AS yang lebih besar untuk produk-produk negaranya kepada Menkeu AS Janet Yellen.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bersulang dengan Presiden Vietnam Vo Van Thuong di Hanoi, Vietnam, 11 September 2023. REUTERS/Evelyn Hockstein
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bersulang dengan Presiden Vietnam Vo Van Thuong di Hanoi, Vietnam, 11 September 2023. REUTERS/Evelyn Hockstein

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh kembali mengulangi permintaannya untuk akses pasar Amerika Serikat (AS) yang lebih besar untuk produk-produk negaranya dalam pertemuannya dengan Menteri Keuangan Janet Yellen di sela-sela Sidang Umum PBB, Rabu (20/9/2023).

Mengutip Bloomberg, Kamis (21/9) Chinh kembali mengajukan permintaan serupa kepada Yellen, setelah sebelumnya menyampaikan kepada para pejabat tinggi AS lainnya selama kunjungan ke AS.

Dapat diketahui bahwa AS kini mengklasifikasikan Vietnam sebagai “ekonomi non-pasar”. Hal ini dapat merugikan eksportir Vietnam selama petisi anti-dumping. Terkait hal ini, Perdana menteri meminta AS untuk tidak menerapkan langkah-langkah pertahanan perdagangan pada produk dari negara tersebut. 

Kemudian, Vietnam juga menginginkan partisipasi AS yang berkelanjutan di kawasan Asia Pasifik dan lebih banyak bantuan untuk membantu kawasan Delta Mekong untuk mencapai target pembangunan.

Berdasarkan laporan oleh kantor berita Vietnam, Yellen juga mengatakan apresiasinya atas usaha Vietnam untuk menyelesaikan kekhawatiran AS atas kebijakan-kebijakan perdagangan, moneter dan valuta asing. 

Sebelumnya, kunjungan Perdana Menteri ke AS kali ini menyusul kunjungan Presiden Joe Biden ke Hanoi minggu lalu. Kedua negara meningkatkan hubungan diplomatik. 

Mengutip Reuters, Senin (11/9), salah satu sektor yang menjadi fokus dalam kerja sama antar kedua negara adalah industri semikonduktor. Adapun eksekutif perusahaan dari AS yang hadir meliputi Google, Intel, Amkor, Marvell, GlobalFoundries dan Boeing. Mereka menghadiri Vietnam-US  Innovation & Investment Summit. 

Pertemuan tersebut juga merupakan kelanjutan dari hubungan diplomatik yang disepakati pada Minggu (10/9) yang menggarisbawahi keinginan AS meningkatkan peran Vietnam di dunia, utamanya di industri Chip, ketika AS mengurangi paparan sektor ini dengan Negeri Tirai Bambu. 

Biden sendiri menilai bahwa kemitraan AS-Vietnam sebagai dorongan untuk menunjukan kepada mitranya di Indo-Pasifik dan dunia, bahwa Paman Sam adalah negara pasifik dan tak akan pergi kemanapun. 

Perbandingan dengan Indonesia

Berdasarkan data dari Statista, pasar semikonduktor di Vietnam juga diproyeksikan mencapai US$17,24 miliar pada tahun 2023. Berdasarkan jumlah tersebut, lini sirkuit semikonduktor terpadu mendominasi pasar dengan volume yang diproyeksikan sebesar US$13,82 miliar pada 2023. 

Kemudian, pasar semikonduktor Vietnam diperkirakan menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR 2023-2027) sebesar 11,03 persen. Pada 2027, pasar semikonduktor Vietnam diperkirakan mencapai US$26,20 miliar.

Jika dibandingkan secara global, pasar semikonduktor Vietnam masih berada di bawah China yang mencapai US$179,50 miliar pada 2023. Namun jika dibandingkan Indonesia, pasar semikonduktor Vietnam masih jauh lebih besar. 

Menurut data Statista, pasar semikonduktor di Indonesia mencapai  US$1,528 miliar pada 2023. Dari jumlah ini, lini sirkuit terpadu mendominasi pasar dengan volume pasar yang diproyeksikan sebesar US$1,187 miliar pada 2023.

Kemudian, Vietnam juga menawarkan kebijakan bagi perusahaan yang berinvestasi pada sektor ini, dengan dapat menikmati pembebasan sewa tanah dan air atau pengurangan hingga 50 persen di taman teknologi tinggi terpusat, serta perusahaan yang berinvestasi di daerah yang secara sosial-ekonomi kurang maju juga dibebaskan dari biaya sewa tanah dan air selama masa sewa mereka.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper