Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) memproyeksi kenaikan ekspor produk furnitur dan kerajinan lokal sebesar 17 persen hingga akhir tahun 2023.
Ketua Umum Asmindo, Dedy Rochimat mengatakan prediksi tersebut seiring dengan pemasaran yang dilakukan melalui pameran internasional Indonesia Furniture Industry and Handicraft Association (IFFINA) 2023 yang berpotensi menggarap pasar senilai US$157 juta.
"Diperkirakan potensi kenaikan ekspor Indonesia hingga akhir tahun akan mencapai angka 17 persen," kata Deddy dalam keterangan resminya, Senin (18/9/2023).
Adapun, Deddy mencatat potensi pasar global ada US$766 miliar. Sedangkan, Indonesia sendiri baru masuk di angka US$2,8 miliar di tahun 2022. Asmindo memprediksi dapat meningkatkan nilai ekspor hingga 20 persen pada 2024.
Di sisi lain, ekspor furnitur RI di Asean hanya sebesar US$196 juta tahun 2022 dari potensi pasar Asean sebesar US$14,5 miliar. Pada semester pertama tahun ini, pendapatan ekspor mebel mencapai US$1,2 miliar.
Deddy optimistis masih banyak potensi pasar yang dapat digali, baik dalam maupun luar negeri. Untuk itu, Asmindo akan fokus mendorong kemitraan bisnis dengan perusahaan asing guna mendongrak kinerja industri.
Baca Juga
"Ke depan Asmindo akan bekerja sama dengan negara industri furnitur yang maju seperti China, Vietnam, Malaysia, Jerman, dan Amerika untuk saling belajar dan melengkapi di bidang desain, trading, pengelolaan SDM, pengembangan teknologi, dan proses produksi yang sustainable," pungkasnya.
Sebagai informasi, IFFINA 2023 merupakan pameran internasional yang diadakan di ICE (Indonesia Convention and Echibition) BSD, Tangerang pada 14-17 September 2023 lalu. Selama 4 hari penyelenggaraan, Asmindo melaporkan sebanyak 10.117 pengunjung dari berbagai negara.
Lewat ajang ini, Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) berambisi untuk menempatkan Indonesia di posisi pertama negara dengan ekspor furnitur tertinggi di Asia Tenggara.
Wakil Ketua Asmindo Bidang Promosi dan Pemasaran Anne Patricia Sutanto mengatakan pihaknya meminta waktu 5 tahun atau pada 2027 untuk mewujudkan ambisi tersebut.
"Kamimengharapkan Indonesia menjadi lead funiture dan craft, kasih waktu kami 5 tahun, kami pasti menjadi nomor satu di Asia Tenggara," kata Anne.