Bisnis.com, BENGKULU – Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) sekaligus Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebutkan adanya tantangan di dunia ekonomi dan keuangan yang akan muncul pada 2025 dan 2026.
Perry Warjiyo melihat saat ini siklus ekonomi dan keuangan sangat cepat terjadi, baik di tingkat nasional maupun global. Dirinya memperkirakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia yang tengah naik ini akan mencapai puncaknya sebelum diterpa risiko baru.
“Perkiraan kami, siklus ekonomi akan mulai mencapai puncaknya pada 2025, siklus keuangan kemungkinan 2026. Sebelum it masih naik ekonomi kita, tapi 2025-2026 kemungkinan ada risiko-risiko kerentanan dalam ekonomi,” ujarnya dalam Seminar Nasional ISEI 2023 di Hotel Mercure Bengkulu, Jumat (15/9/2023).
Menurutnya, memang tidak ada yang akan mengetahui apakah 2 hingga 3 tahun lagi lingkaran risiko-risiko siklus ekonomi dan keuangan akan meletupkan suatu risiko krisis global-nasional atau tidak.
Namun, Perry mensyukuri kondisi ekonomi dan keuangan Tanah Air yang terus membaik pascapandemi Covid-19.
“Tapi kita harus melihat berbagai risiko yang mungkin terjadi supaya kita bisa merumuskan suatu respon,” tuturnya.
Baca Juga
Bukan itu saja, Perry mengingatkan kepada para ekonom yang hadir untuk memikirkan cara mengantisipasi perubahan siklus ekonomi tersebut.
Terlebih, saat ini terjadi multipolar sumber pertumbuhan ekonomi dunia atau yang kerap disebut dengan fragmentasi ekonomi.
Untuk itu, Indonesia memiliki peran menjadi sumber pertumbuhan ekonomi bagi dunia, tidak hanya mengacu pada dunia Barat, namun juga bagian Timur. Dengan kondisi tersebut, Indonesia mampu bertahan dalam risiko-risiko ekonomi dan keuangan yang akan terjadi.
“Dulu Eropa, AS, terus bergeser ke China, sekarang muncul India, diantaranya Indonesia. Itulah oportunitas kita untuk meningkatkan ekonomi kita. Itu akan terjadi suatu multipolar sumber pertumbuhan, dampaknya luar biasa, akan berpengaruh pada kebijakan perdagangan,” jelasnya.