Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Neraca Dagang Agustus 2023 Diproyeksi Cetak Surplus 40 Bulan Beruntun

Ekonom Bank Syariah Indonesia (BSI) memprediksi neraca dagang Indonesia pada Agustus 2023 bakal mencetak surplus selama 40 bulan beruntun.
Ilustrasi neraca perdagangan Indonesia. Foto udara suasana di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (8/9/2022). JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Ilustrasi neraca perdagangan Indonesia. Foto udara suasana di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (8/9/2022). JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya Indrastomo memperkirakan neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2023 akan mencatatkan surplus sebesar US$1,64 miliar. Jika ini terjadi, maka neraca dagang bakal mencetak surplus 40 bulan beruntun. 

Dia memperkirakan kinerja ekspor meningkat tipis 3 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) dengan nilai mencapai US$2,15 miliar.

“Hal ini didorong oleh perbaikan kondisi manufaktur di China yang merupakan mitra dagang dengan market share terbesar untuk ekspor Indonesia,” katanya kepada Bisnis, Kamis (14/9/2023).

Banjaran menjelaskan, kondisi PMI manufaktur China pada Agustus 2023 meningkat ke zona ekspansif pada level 51,0, dari sebelumnya di zona kontraktif pada level 49,2.

“Data historis selama ini juga menunjukkan bahwa perkembangan ekspor Indonesia paling sensitif terhadap dinamika di China,” jelasnya.

Selain itu, Banjaran mengatakan kinerja ekspor pada Agustus 2023 didorong oleh peningkatan harga komoditas batu bara sebesar 8,5 persen. 

Di sisi lain, faktor penahan ekspor pada periode tersebut diantaranya harga komoditas CPO yang secara rata-rata turun sebesar 2,7 persen dan melemahnya sektor manufaktur Amerika Serikat.

Dia memperkirakan impor juga meningkat 1,7 persen secara bulanan ke US$19,9 miliar pada Agustus 2023. Peningkatan ini tercermin juga dari naiknya pada PMI manufaktur Indonesia, keyakinan konsumen, serta beban kenaikan harga minyak mentah global yang cukup signifikan. 

Meskipun demikian, imbuhnya, data Indeks Kepercayaan Industri (IKI) relatif stabil terhadap bulan sebelumnya, masih berada dalam zona ekspansi walaupun sedikit melambat.

“Kami melihat pola ekspor dan impor ini tidak jauh berbeda dengan pola pada Juli 2023, di mana terjadi peningkatan secara bulanan, tapi menurun cukup signifikan apabila dibandingkan dengan kondisi tahun lalu,” katanya.

Pada kesempatan berbeda, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia masih akan bertahan di atas US$1 miliar pada Agustus 2023.

Menurutnya, nilai ekspor akan berkisar pada US$19 miliar hingga US$20 miliar, sementara impor diperkirakan mencapai kisaran US$18 miliar hingga US$19 miliar.

Pasalnya, masih terdapat sejumlah risiko yang perlu diwaspadai yang akan mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia ke depan, salah satunya perlambatan ekonomi negara mitra dagang utama Indonesia. 

“Perlambatan ekonomi negara-negara mitra terbesar seperti Amerika Serikat dan China akan mempengaruhi pelemahan ekspor,” katanya.

Selain itu, menurutnya pelemahan harga komoditas yang diperkirakan terus berlanjut ke depan akan mempengaruhi pelemahan ekspor di dalam negeri.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) bakal mengumumkan kinerja ekspor, impor, dan neraca dagang Indonesia periode Agustus 2023 pada Jumat (15/9/2023). 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper