Bisnis.com, JAKARTA - Pertamina NRE menargetkan program standardisasi ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) roda dua lewat kerangka Asset Management Services (BAMS) dapat rampung akhir tahun ini.
Direktur Perencanaan Strategis & Pengembangan Bisnis Pertamina NRE Fadli Rahman mengatakan, perseroannya lewat kepemilikan saham di Indonesia Battery Corporation (IBC), telah melakukan negosiasi untuk penyamaan infrastruktur pengisian baterai pada sisi connector atau colokan dan internet of things (IoT).
"Tahapan awalnya ada di connector dan di IoT-nya itu tahapan awal sebelum kita semua baterai pakai komponen dalamnya sama semua," kata Fadli di Jakarta, Selasa (12/9/2023).
BAMS merupakan platform pendukung terbaru dalam ekosistem motor listrik yang dapat digunakan untuk beberapa merek, Gesits, Volta, Viar, Alva, United, serta motor konversi. Platform lintas merek ini terdiri atas infrastruktur penukaran baterai yang terintegrasi dalam IoT, serta prototipe baterai generasi kedua yang dikembangkan IBC.
"Ya, sekarang kita lagi cocokin dulu ini ketemu dulu, connector-nya pakai yang mana kan tipe-tipe-nya beda-beda. Itu dulu yang sedang dirembukin dan negosiasikan," kata dia.
Dia menuturkan, IBC belakangan menargetkan diskusi dan negosiasi ihwal standarisasi baterai setrum itu dapat rampung akhir tahun ini.
Baca Juga
"Kalau dari teman-teman IBC sih seharusnya akhir tahun ini dan awal tahun depan sudah mulai kelihatan sih, keputusannya seperti apa dari sisi connector dari IoT-nya,"
Sebelumnya, Direktur Utama IBC Toto Nugroho mengatakan, kehadiran BAMS ini dapat menjadi solusi dalam ekosistem motor listrik yang masih berjalan sendiri-sendiri. Singkatnya, saat ini meski APM motor listrik menjamur, tetapi infrastruktur yang digunakan masih beragam.
“Tantangan sering kali dihadapi oleh pengguna motor listrik terkait dengan perbedaan ekosistem motor listrik, berbeda dari baterai dan pengisian daya yang digunakan oleh tiap motor listrik,” kata Toto dalam peluncuran BAMS di Jakarta, Senin (12/6/2023).
Oleh sebab itu, salah satu penyebab perkembangan populasi kendaraan listrik lambat disebabkan ketersediaan infrastruktur pengisian maupun swap baterai. Alhasil, dengan adanya standarisasi ini akan menguntungkan pengguna motor listrik maupun konversi.
“Kami luncurkan battery asset services atau BAMS sebuah platform ekosistem motor listrik yang dapat mengakomodir pengguna motor listrik beberapa merek sekaligus pengguna motor konversi jadi ini kita akan lakukan bersama baik untuk motor listrik maupun motor konversi,” tambahnya.