Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Malaysia Bakal Terapkan Pajak Baru, Tekan Defisit Fiskal ke 3,5 Persen

PM Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan pemerintah akan memperluas basis pajak, mendiversifikasi sumber-sumber pajak, serta meningkatkan perpajakan teknologi.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengumumkan susunan kabinet pada Jumat (2/12/2022) malam. JIBI/Bisnis- nancy Junita @anwaribrahim
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengumumkan susunan kabinet pada Jumat (2/12/2022) malam. JIBI/Bisnis- nancy Junita @anwaribrahim

Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim mempertimbangkan pajak tambahan untuk meningkatkan pendapatan negara demi mencapai target defisit fiskal di level 3,5 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). 

Melansir dari Bloomberg, Senin (11/9/2023), Anwar menyebutkan bahwa Malaysia akan memperluas basis pajak, mendiversifikasi sumber-sumber pajak, serta meningkatkan perpajakan yang berasal dari teknologi.

Hal tersebut Anwar sampaikan dalam peluncuran mid-term review of the 2021-2025 economic blueprint. Anwar yang juga menjabat sebagai Menteri Keuangan Malaysia menyampaikan pihaknya kini tengah melakukan formulasi untuk capital gains tax yang berlaku untuk pasar saham.   

"Di antara pajak-pajak baru yang sedang diformulasikan untuk diterapkan pada 2024 adalah capital gains tax [Pajak Keuntungan Modal]," ujarnya

Adapun, Pemerintah Malaysia berupaya mengurangi defisit anggaran menjadi 3,5 persen dari PDB pada 2025. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Malaysia yang terus berkembang di atas 5 persen.  

Pada kesempatan yang sama, Menteri Ekonomi Malaysia Rafizi Ramli menyatakan pengeluaran negara cukup besar yang dipicu oleh pandemi untuk melindungi ekonomi memperlebar defisit menjadi 6,4 persen dari PDB pada 2021

Kemudian pada 2022 berkurang menjadi 5,6 persen, ketika pemerintah juga meningkatkan pagu utang dari 60 persen menjadi 65 persen dari PDB. 

"Saya pikir kami akan tetap membuka opsi pada pendapatan pendapatan lain apakah itu dari pajak langsung atau tidak langsung," katanya. 

Rencana untuk memperkenalkan capital gains tax pada tahun depan sebenarnya telah lama pemerintah Malaysia sampaikan.

PM Anwar menekankan dalam pidatonya di hadapan para anggota parlemen, bahwa pemerintah saat ini memikul tanggung jawab penuh untuk memperkuat kesinambungan fiskal 

"Pemerintah menyadari bahwa upaya-upaya harus diintensifkan untuk meningkatkan pengelolaan utang dan kewajiban untuk mencapai target defisit fiskal pada 2025,” ujarnya

Pada Februari 2023, Malaysia menetapkan target untuk mengurangi kesenjangan fiskal menjadi 5 persen dari PDB tahun ini. Anwar berjanji untuk mengelola utang yang membengkak melalui pemberantasan korupsi dan reformasi subsidi

Ekonom CGS-CIMB memperkirakan, merujuk pada data dari semester I/2023, bahwa defisit fiskal akan lebih baik daripada ekspektasi pendapatan yang lebih tinggi

Selain untuk mempersempit defisit fiskal, pemungutan pajak baru yang akan menambah pendapatan negara rencananya akan digunakan untuk pembangunan

Rencananya, Malaysia akan melakukan peningkatan anggaran belanja pembangunan menjadi 415 miliar ringgit (US$88,7 miliar), naik 15 miliar ringgit karena bertujuan untuk membelanjakan setidaknya 90 miliar ringgit per tahun dari 2023 hingga 2025

Selain itu, Malaysia juga berencana untuk memberlakukan pungutan pada pekerja asing untuk mempertahankan kebijakan menjaga pekerja luar negeri dalam 15 persen dari total angkatan kerja untuk memastikan kesempatan kerja bagi penduduk lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper