Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLN Perbesar Porsi EBT Jadi 75 Persen dalam Revisi RUPTL

PLN berencana memperbesar porsi pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) menjadi 75 Persen dalam revisi RUPTL sampai dengan 2040.
Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap tertutup kabut di Kecamatan Watang Pulu Kabupaten Sindereng Rappang, Sulawesi Selatan, Senin (15/1)./JIBI-Abdullah Azzam
Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap tertutup kabut di Kecamatan Watang Pulu Kabupaten Sindereng Rappang, Sulawesi Selatan, Senin (15/1)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - PT PLN (Persero) berencana memperbesar porsi pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) dalam rencana penyediaan tenaga listrik sampai dengan 2040. 

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, saat ini Perseroan tengah membahas revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 bersama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Dalam rancangan revisi RUPTL tersebut, PLN merencanakan porsi penambahan pembangkit listrik EBT mencapai 75 persen dari total rencana penambahan pembangkit hingga 2040.

“Penambahan EBT dalam RUPTL yang baru yang sedang kita rancang adalah 60 GW penambahan pembangkit di Indonesia sampai 2040. Artinya, itu 75 persen penambahan pembangkit akan berbasis pada EBT,” kata Darmawan dalam acara Nusantara Power Connect 2023 di JCC Senayan, Senin (11/9/2023).

Sisanya, kata Darmawan, penambahan pembangkit direncanakan berasal dari pembangkit listrik berbasis gas. Hal ini lantaran pengungarang emisi pada gas 60 persen bih rendah dibanding dengan pembangkit listrik berbasis pada batu bara.

Lebih lanjut, dalam rencana perubahan RUPTL ini, PLN juga akan membangun green enabling transmission line. Pembangunan transmisi jaringan listrik ini diperlukan untuk mengatasi mismatch antara ketersediaan sumber EBT baseload dengan pusat permintaan listrik. Pasalnya, kata Darmawan, sumber-sumber EBT baseload skala besar terletak di daerah yang jauh dan berpencar dari lokasi permintaan listrik. 

Selain itu, PLN juga akan membangun smart grid untuk dapat memperbesar porsi penambahan pembangkit EBT berjenis intermittent atau variable EBT menjadi 28 GW sampai dengan 2040, dari sebelumnya yang hanya bisa mencapai maksimal 5 GW. 

“Di sinilah, maka dengan adanya penambahan green enabling transmission line dan juga smart grid maka kita akan mampu membangun EBT dari semua potensi yang ada di nusantara, dari hidro, geotermal, angin, surya, ombak,” ujar Darmawan.

Sebelumnya, dalam RUPTL 2021-2030, PLN mencanangkan porsi pengembangan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan sebesar 51,6 persen dan energi fosil 48,4 persen.  Adapun, kapasitas pembangkit EBT akan ditambah hingga 20.923 megawatt (MW). 

Kapasitas ini terbagi atas pembangkit listrik tenaga air (PLTA/M/MH) mencapai 10.391 MW, PLTB 597 MW, PLT Bio 590 MW, PLTP 3.355 MW, PLTS 4.680 MW. PLT EBT Base 1.010 MW, dan battery energy storage system (BESS) 300 MW.

Sementara itu, tambahan kapasitas pembangkit energi fosil didominasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU/MT) 13.819 MW, PLTG/GU/MG 5.828 MW, serta PLTD sebesar 5 MW. Total penambahan kapasitas pembangkit fosil adalah 19.652 MW.

Secara keseluruhan, penambahan kapasitas listrik direncanakan mencapai 40.575 MW sampai dengan 2030.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper