Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nestapa Pedagang Pasar Tanah Abang, Omzet Turun Biaya Sewa Tak Berubah

Sejumlah pedagang Tanah Abang mengalami penurunan omzet. Sayangnya, penurunan tersebut tidak diikuti oleh harga sewa ruko, yang membuat margin makin tipis.
Tumpukan stok dagangan para penjual di Pasar Tanah Abang, Senin (11/9/2023)/Bisnis.com-Crysania Suhartanto
Tumpukan stok dagangan para penjual di Pasar Tanah Abang, Senin (11/9/2023)/Bisnis.com-Crysania Suhartanto

Bisnis.com, JAKARTA - Pedagang di Pasar Tanah Abang mengeluhkan biaya sewa yang masih tetap sama, sekalipun penghasilan terus menurun. Hal ini membuat margin mereka makin tipis.

Seorang penjual kemeja, Camay mengatakan biaya sewa dari sebuah ruko di Tanah Abang berkisar Rp100-300 juta per tahunnya tergantung dari lokasi kios itu sendiri.

“Kan hampir berbeda-beda ya untuk daerah atas sini agak murah untuk sewa. Kalau daerah bawah LG mungkin mau Rp100 juta setiap tahun, ada yang Rp300 juta, tergantung dari posisi dimana letaknya,” ujar Camay kepada Bisnis, Senin (11/9/2023).

Camay mengatakan biaya itupun tidak menurun di tengah kondisi ekonomi seperti saat ini. Camay menduga hal ini dikarenakan pihak Pasar Tanah Abang yang juga tengah mengalami kesulitan ekonomi.

Hal ini tidak terlepas dari banyaknya acara yang dilakukan Pasar Tanah Abang sebelum pandemi, seperti Fashion Show ataupun Bazaar, yang kini sudah tidak terlaksana. “Dahulu ada fashion show, sekarang tidak ada modal perusahaannya,” ujar Camay.

Camay melanjutkan biaya sewa yang masih sama ini membuat para pedagang gigit jari. Hal ini dikarenakan omzet penjualan per bulannya masih jauh daripada angka sewa.

Camay mencontohkan biaya sewa yang Rp100 juta per tahun. Artinya, setiap bulan pedagang harus membayar sekitar Rp8 jutaan. “Gimana kalau mau bayar sewa kalau kondisi terus seperti ini,” ujar Camay.

Camay mengaku Pasar Tanah Abang saat ini justru tambah sepi tiap harinya. Menurut Camay, sebelum pandemi pendapatan dalam sehari bisa mencapai Rp5 juta, tetapi kini untuk mendapatkan Rp1 juta saja sangat sulit.

Oleh karena itu, Camay mengaku saat ini dia sudah tidak berharap agar tokonya ramai, melainkan cukup dengan adanya pembeli. “Untuk mendapatkan Rp1 juta saja harus teriak-teriak. Tapi disini teriaknya sama siapa? Orangnya saja tidak ada yang mau diteriaki,” ujar Camay.  

Camay mengaku banyak teman-teman penjualnya yang sampai menjual mobil ataupun membuka usaha lain untuk membayar uang sewa gedung.

Camay bahkan mengatakan tidak sedikit temannya yang mengurangi jumlah kios karena tidak dapat membayar biaya sewa ataupun gulung tikar. “Yang masih bertahan, itulah yang punya cuan. Namun, kalau tidak ya gulung tikar,” ujar Camay.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper