Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini strategi yang terkandung dalam Digital Economic Framework Agreement (DEFA) dapat mendongkrak ekonomi digital Asia Tenggara hingga US$2 triliun hingga 2030.
“Saat ini, ASEAN telah memiliki Digital Economic Framework Agreement (DEFA) yang dapat melipatgandakan ekonomi digital hingga US$2 triliun di 2030,” ujarnya melalui rilis Setpres, Sabtu (9/9/2023).
Hal itu disampaikannya saat memimpin pertemuan MIKTA Leaders' Gathering ke-1 yang diselenggarakan di Bharat Mandapam, IECC, Pragati Maidan, New Delhi, India.
Jokowi mengajak negara-negara anggota MIKTA untuk mendorong reformasi tata kelola global yang dapat mengakomodir suara dan kebutuhan negara berkembang.
Tata kelola global itu, kata Jokowi juga harus sesuai dengan tujuan dan zamannya.
Bahkan, Jokowi mengajak seluruh pemimpin negara anggota MIKTA untuk memperkuat kerja sama dan sinergi guna mewujudkan dunia yang lebih baik lagi.
Baca Juga
“Mari kita terus perkuat sinergi kita, untuk mewujudkan dunia yang lebih baik bagi semua,” ajak Presiden.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden asal Surakarta itu juga menekankan bahwa tantangan global yang sangat rumit pada saat ini harus dihadapi dengan kolaborasi dan kerja sama antarnegara.
“Kami paham, tantangan global saat ini sangat kompleks dan untuk jawab tantangan tersebut, kolaborasi dan kerja sama adalah jawabannya,” ucapnya.
Oleh karenanya, Presiden Ke-7 RI itu menyebut bahwa semua negara harus menjadi bagian dari solusi terhadap tantangan global termasuk negara-negara anggota MIKTA.
“MIKTA harus memastikan dipenuhinya hak pembangunan seluruh negara termasuk global south, untuk melakukan hilirisasi industri dan menjadi bagian rantai pasok global,” tuturnya.
Lebih dari itu, orang nomor satu di Indonesia itu menekankan bahwa negara MIKTA juga harus terus mendukung pemulihan ekonomi yang inklusif melalui transformasi digital seperti halnya yang sudah dilakukan oleh Asean.