Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) belum berencana melakukan revisi harga eceran tertinggi (HET) beras dalam waktu dekat, meskipun saat ini harga di pasaran telah terbang tinggi melampaui HET.
Sebagaimana diketahui, Bapanas baru menetapkan HET untuk beras pada panen raya Maret 2023 melalui Perbadan No.7/2023.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi mengatakan HET bukan masalah utama saat ini, tetapi pasokan rendah jadi biang kerok harga beras melambung. Rendahnya produksi gabah di petani membuat harga gabah naik karena diperebutkan banyak pihak.
"Nanti dulu deh [revisi], HET itu yang terakhir," ujar Arief saat ditemui di Gedung DPR, Kamis (7/9/2023).
Menurut Arief, persoalan utama saat ini yang harus diselesaikan ada meningkatkan pasokan beras. Salah satunya melalui perbaikan produksi dalam negeri. Kendati produksi tetap tidak mumpuni, impor menjadi alternatif terakhir pemerintah untuk memenuhi stok cadangan beras pemerintah (CBP).
"Harga GKP terkait dengan produksi, yang harus diperbaiki HET atau produksinya? jadi ini yang akan kita sama-sama perbaiki, kalau produksi enggak cukup, harus apa," kata Arief sambil berkelakar.
Baca Juga
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Rabu (6/9/2023), Pedagang pasar memandang HET beras sebaiknya ditiadakan seiring harga saat ini yang telah melonjak tinggi melampaui HET. Adapun menyitir data panel harga pangan Bapanas, rata-rata harga beras medium hari ini, Kamis (7/9/2023) naik 0,56 persen menjadi Rp12.620 per kilogram.
Harga tersebut telah melampaui HET beras medium yang ditetapkan Perbadan No.7/2023 sebesar Rp10.900 - Rp11.800 per kilogram.
"Sebenarnya HET sekarang enggak penting. Penetapan HET juga enggak dipenuhi di pasar," ujar Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri saat dihubungi, Rabu (6/9/2023).
Abdullah menekankan bahwa urgensi saat ini yang harus dilakukan pemerintah adalah mengguyur pasokan beras ke pasar. Musababnya, dia mengakui saat ini pasokan beras ke pasar sedikit berkurang.
Begitupun beras Bulog, kata dia, seharusnya segera membanjiri pasar-pasar. Dengan melimpahnya pasokan beras diyakini harga akan berangsur turun. Adapun saat ini, Abdullah menyebut harga beras medium di pedagang pasar berada di kisaran Rp12.000 per kilogram dan Rp14.000 per kilogram untuk beras premium.
"Beras ini memang sedikit kurang [pasokan], padahal kebutuhan wajib. Jika stoknya banyak, harga secara psikologis pasar akan turun," katanya.